Siswi SMP yang Membunuh Bocah 6 Tahun Digolongkan Sebagai Sosiopat, Apa Bedanya Dengan Psikopat?

Tak ada yang pernah mendeuga bahwa seorang siswi SMP tega membunuh seorang balita di Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Editor: Heri Prihartono
Kolase TribunJakarta/DIONSIUS ARYA BIMA SUCI  
Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo memperlihatkan buku catatan milik remaja 15 tahun yang bunuh bocah 6 tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2020). Rumah tersangka di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat yang menjadi lokasi pembunuhan tampak telah diberi garis kuning polisi, Jumat (6/3/2020).  

Menurut psikolog dari Sacramento County Mental Health Treatment Center, L. Michael Tompkins salah satu hal penting yang membedakan antara psikopat dan sosiopat adalah kesadaran yang dimiliki.

Seorang psikopat diketahui tidak memiliki kesadaran terkait baik dan buruk ini.

Dia bisa secara biasa melakukan hal buruk pada orang lain tanpa adanya rasa bersalah sama sekali.

Sedangkan pada sosiopat, kesadaran ini masih ada di dalam diri mereka walau sangat lemah. 
Ketika melakukan hal buruk, dia tahu bahwa hal yang dilakukannya itu salah namun hal tersebut tak menghentikan perbuatannya.

Baik psikopat maupun sosiopat sama-sama tidak memiliki empati.

Namun, Aaron Kipnis, PhD mengungkap bahwa psikopat memiliki rasa empati yang lebih rendah dibanding orang lain.

Seseorang dengan kondisi ini cenderung melihat orang lain hanya sebagai obyek untuk mendapat keuntungan bagi dirinya sendiri.

Seorang psikopat bakal sangat sulit untuk diidentifikasi.

Mereka cenderung cerdas, mempesona, dan pintar menirukan emosi.

Bisa saja mereka tampak peduli dan tertarik pada orang lain walau kenyataannya tidak.

"Mereka aktor yang hebat dengan tujuan memanipulasi orang demi keuntungan sendiri," terang Tompkins.

Sementara itu, sosiopat tidak bisa berpura-pura dengan emosi mereka.

Dalam kondisi ini, seseorang bakal menunjukkan ketika mereka tidak tertarik dengan orang lain.

Mereka bahkan akan menyalahkan orang lain dan beralasan terkait kepribadian mereka ini.

Beberapa pakar menyebut sosiopat berkepala panas dan pemarah karena bertindak tanpa memikirkan perasaan orang lain.

Halaman
1234
Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved