Wabah Corona, China Sita 40 Ribu Hewan Liar, Pedagang Ungkap Kembali Jualan Jika Larangan Dicabut
Kepolisian China telah merampas dan menahan kurang lebih 700 orang terkait penangkapan, penjualan dan konsumsi hewan liar
Namun, sebagian kecil dari warga China masih mengonsumsi hewan liar dengan keyakinan baik untuk kesehatan.
Hal itu membuat pasar hewan liar di Wuhan memiliki peningkatan dalam permintaan.
Sehingga banyak yang berjualan secara daring dan ilegal.
Beberapa kasus infeksi memang ditemukan pertama kali di Pasar Seafood Wuhan yang menjual hewan liar seperti kelelawar, ular, musang, dan hewan liar lainnya.
Setelah virus meruak, pemerintah China menutup pasar tersebut dan memperingatkan warganya untuk tidak mengonsumsi hewan liar.
• Pelajar Tewas Terlindas Truk di Talang Duku Muarojambi, Awalnya Mau Nyalip
• Adu Seksi Yuni Shara Vs Marion Jola Pakai Kaos Ketat Joget Tik Tok, Bagian Tengahnya Jadi Sorotan
Larangan ini menuai perdebatan publik yang cukup panjang.
Mengingat konsumsi hewan liar di China sudah terjadi berabad-abad dan melekat dalam tradisi budaya dan sejarah mereka.
"Beberapa orang berpandangan bahwa hewan hidup diciptakan untuk manusia, bukannya berbagi bumi yang sama dengan manusia." papar Wang Song, pensiunan peneliti Ilmu Hewan di Akademi Pengetahuan China.
Larangan Konsumsi Hewan Liar
Pemerintah China segera mengeluarkan larangan terkait penjualan dan konsumsi hewan liar setelah praktik penjualan tersebut berkaitan erat dengan Covid-19, nama resmi virus corona.
Dilansir dari Xinhua, Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional akan meninjau kembali larangan tersebut pada rapat yang akan digelar pada Senin (24/02/2020).
Komite tersebut juga akan mendiskusikan hasilnya untuk menunda rapat legislatif tahunan yang semestinya terjadi di awal Maret.
Praktik penjualan dan konsumsi hewan liar yang marak di China telah terjadi selama berabad-abad dipersalahkan demi membantu pengurangan penyebaran virus corona.
Wabah tersebut kini telah menjadi ancaman serius dan menginfeksi lebih dari 70 ribu orang serta menewaskan lebih dari 1.800 orang.

Wabah ini juga turut mempengaruhi penurunan nilai ekonomi negara China.