Dari Sampah hingga Terbang ke Amerika Serikat, Cerita Adi Kelola Sampah di Kota Jambi
"Ini merupakan cara saya dalam mengedukasi masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan, dan mengubah identitas sampah menjadi tambang emas," Kata Adi.
Penulis: Aryo Tondang | Editor: Teguh Suprayitno
Mulai dari kreasi pot bunga, bingkai foto, ukiran hingga meja dan kayu menjadi pajangan yang cukup indah dan memiliki nilai seni yang cukup tinggi terpajang rapi di dinding dan seluruh ruangan ruangan itu. Tak sedikit pun terpikir, jika yang terpajang tersebut sampah kering yang telah di daur ulang.
Namun, 6 tahun perjalanannya, Sekolah Bank Sampah juga tidak lepas dari masalah dan masa sulit. Tepatnya pada tahun 2019 silam, Sekolah Bank Sampah tidak lagi berjalan seperti biasanya.
Dengan beberapa alasan, Kini siswanya tidak lagi aktif dan mendapat pendidikan seperti biasanya. Sekolah Bank Sampah beralih menjadi Program Lembaga Keterampilan Keliling (LKK).
"Kita sampai sekarang masih tetap berjuang, untuk sekolahnya mengarah ke pelatihan-pelatihan, ke sekolah, ke RT yang mau dibina dalam pengelolaan sampah," kata ujar Adi.
Mengalami kesulitan dalam Sekolah Bank Sampah tak lantas membuat Adi terhenti begitu saja. Berinovasi tetap menjadi bagian dari hidupnya.
• Dua Kecamatan Baru di Kerinci Diresmikan Siang Ini
• Tingkatkan Kesadaran Berlalu Lintas, Ditlantas Polda Jambi Gelar Operasi Rutin
• Heboh Kasus Indosat PHK 677 Karyawannya, Ini Beda Hak Pesangon Bagi Pekerja yang Resign dan di-PHK
"Dari sekolah kita hanya istirahat, menunggu semua bisa terkondisikan, tapi kita tidak berhenti, sekarang kita fokus ke perpustakaan bank sampah," tambah Adi.
Saat ini, Dedi telah mendirikan Perpustakaan Bank Sampah di Rumahnya. Sebagian ruangan rumahnya dia sulap menjadi perpustakaan kecil yang cukup menarik untuk dikunjungi. Dari hasil yang dipajang itu, menunjukkan kreatifitas dan nilai seni yang tinggi bagi mereka yang mau berinovasi.
Adi mengatakan, dirinya beserta pegiat bank sampah lainnya meminta dukungan dari masyarakat. Dan yang tidak kalah penting adalah peran pemerintah sangat dibutuhkan di keberlanjutan Sekolah Bank Sampah yang dia dirikan.
"Ya sangat berharap ya, selain dukungan masyarakat, dukungan Pemerintah sangat-sangat dibutuhkan untuk mempertahankan apa yang sudah saya mulai ini," kata Adi.
Di tengah banyaknya warga yang menaruh empati terhadap pengelolaan sampah, perhatian pemerintah menjadi hal yang cukup penting bagi pendiri-pendiri Bank Sampah yang ada di Kota Jambi.
"Kondisi saat ini ya, beberapa bank sampah seolah mati suri, ya kita tidak tahu pasti kenapa, tapi nampaknya pemerintah harus kasi perhatianlah," tutup Adi.
Meski demikian, tidak membuat Adi dan pendiri-pendiri bank sampah lainnya berhenti untuk terus berinovasi mengelola sampah menjadi sesuatu yang bernilai dan menjaga keseimbangan lingkungan.