Dari Sampah hingga Terbang ke Amerika Serikat, Cerita Adi Kelola Sampah di Kota Jambi
"Ini merupakan cara saya dalam mengedukasi masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan, dan mengubah identitas sampah menjadi tambang emas," Kata Adi.
Penulis: Aryo Tondang | Editor: Teguh Suprayitno
Dari Sampah hingga Terbang ke Amerika Serikat, Cerita Adi Kelola Sampah di Kota Jambi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI- "Ini merupakan cara saya dalam mengedukasi masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan, dan mengubah identitas sampah menjadi tambang emas di tengah kota," kata Adi, Pendiri Sekolah Bank Sampah, Senin (17/2).
Berawal dari keperduliannya terhadap lingkungan, pria yang kerap dipanggil Adi Met merupakan karyawan di Radio Republik Indonesia (RRI) Jambi, mencoba untuk berinovasi dalam mengatasi permasalahan sampah yang sudah sangat lumrah hidup berdampingan dengan kehidupan sehari-hari manusia.
Tepatnya 6 tahun lalu, dengan segala ide, kreasi, inovasi hingga sejumlah tantangan, laki-laki paruh baya ini berhasil mendirikan Sekolah Bank Sampah.
Semangatnya dalam menangani sampah pun berbuah manis. Tidak hanya lingkungan yang berhasil dijaganya, kini sejumlah anak-anak yang berasal dari ekonomi menengah ke bawah pun turut merasakan buah dari pemikiran dan semangatnya.
• Pengurus MUI Merangin Dilantik, Joni Musa: Kita Akan Jadikan Merangin Seperti Kota Santri
• Pelajar Tewas Terlindas Truk di Talang Duku Muarojambi, Awalnya Mau Nyalip
• Bagaimana Rasanya Diobservasi di Natuna? Nusa Syarafina Paparkan Pengalaman
Hanya dengan mengumpulkan sampah kering, 35 anak akhirnya bisa melanjutkan pendidikannya melalui Sekolah Bank Sampah yang berdiri pada Tahun 2014 lalu.
35 anak yang turut menikmati buah pikir dari Adi tersebut terdiri dari TK dan PAUD. Pendidikan yang mereka terima pun tidak berbeda jauh dengan sekolah pada umumnya.
"Sistem pembelajarannya seperti sekolah-sekolah pada umumnya, hanya saja edukasinya lebih ke arah pengelolaan sampah," kata Adi.
Tambang emas di tengah kota yang menjadi pemikiran cerdas Adi memang cukup berhasil. Berkat kepedulian dan inovasinya, dia berhasil meraih sejumlah penghargaan hingga kancah internasional.
Undangan Kedutaan Besar Amerika Serikat menjadi hal yang paling membanggakan bagi Adi.
"Penghargaan yang luar biasa itu dukungan isteri ya, kemudian ya dari luar itu, di undang langsung oleh Dubes AS, dan di bawa keliling Amerika, mulai dari Washinton DC, Chicago, Boston dan Oregon. Kemudian penghargaan dari CSR, International Visitor Leadership Program (IFLP)," pungkasnya.
Meski disibukkan dengan segala beban dan aktivatasnya sebagai pegawai, hal tersebut tidak menghalangi Adi untuk berinovasi dalam mengelola sampah-sampah yang ada di lingkungannya. Memanfaatkan segala sesuatu menjadi dasarnya dalam mengelola sampah.
"Ketika Tuhan menciptakan segala sesuatu di bumi, tidak ada yang tidak bermanfaat, sekecil apa pun itu. Tergantung cara kita memandangnya," katanya.
Untuk menyimpan hasil olahan Bank Sampahnya, Adi tidak merasa rugi merelakan sebagian rumahnya sebagai tempat mendaur ulang sampah yang akan diolah.