Kisah Horor Hutan Sambas

Viral Mirip KKN di Desa Penari, Kisah Horor Deki Tersesat di Hutan Sambas Bertemu Kampung Gaib

Mirip dengan cerita KKN di Desa Penari, kini muncul cerita mistis tentang Kisah Horor Hutan Sambas.

Editor: Heri Prihartono
KOLASE TRIBUNPONTIANAK.CO.ID  
FAKTA BARU Horor Hutan Sambas, Kisah Deki di Perkampungan Alam Gaib! Mirip Cerita KKN Desa Penari?  

Anehnya, orang yang dipanggilnya sempat merespon mendekati Deki, namun semakin mendekat, malah menghilang.

“Berjalan lagi saya, bertemu orang menjerat burung sekitar pukul 4 sore, minta tolong lagi. Saya minta tolong, kemudian dia mendekat, namun saat mendekat kok tidak ada orangnya,” ujarnya.

Kemudian ia menemukan tempat semacam bukit atau gunung dan mendatanginya.

Lagi-lagi ia menemukan banyak bekas kayu yang sudah ditebang. Ia sempat mengira sudah sampai ke jalan besar, namun nihil.

“Setelah itu bertemu semacam bukit atau gunung dan naiklah saya ke situ, saya melihat banyak pohon yang sudah ditebang. Saya kira sudah jalan besar, saya pantau di atas apakah jalan besar, ternyata bukan,” katanya.

Lantas saat malam hari tiba, ia kemudian bermalam lagi di dalam hutan dengan menjadikan lokasi bekas penebangan pohon untuk menginap.

Namun lagi-lagi antara sadar dan tidak ia mengaku didatangi sosok gadis kecil yang memberikannya penawaran untuk menandatangani sebuah kontrak.

Tidak jelas kontrak tentang apa, namun si gadis kecil mengatakan jika ia bersedia menandatanganinya maka ia akan mendapatkan kemudahan pulang.

“Bermalam lagi di hutan, ada tempat orang menebang kayu beberapa pohon sehingga tempatnya agak terang, tidurlah di situ. Didatangi perempuan kecil, rambutnya panjang. Bang mau tidak tanda tangan kontrak, kontrak apa?, pokoknya kalau abang mau tanda tangan, abang mau keluar mudah, memangnya sudah dekat jalan besar kah ini, pokoknya kalau abang tanda tangan, abang mudah mau keluar,” kenang Deki menjelaskan sosok yang mendatanginya.

Tak serta merta mengiyakan tawaran si gadis kecil tersebut, Deki lantas meminta untuk ditunjukkan jalan keluar dulu dan membawa naskah kontrak ke rumahnya untuk disepakati bersama istrinya.

Namun si gadis kecil menyerah dan kemudian sang ibu yang mendatanginya dan menawarkan hal serupa.

Namun apa yang dialaminya tersebut saat didatangi sosok anak kecil dan sang ibu ternyata hanyalah di bawah alam sadar.

Deki lantas terbangun dari tidurnya dan saat itu, memasuki, Jumat (7/2/2020).

Ia merasakan tempat ia berada serasa bukan di hutan melainkan di perkampungan lantaran bunyi aktivitas warga kampung seperti biasa.

Seperti suara warga menoreh getah, senda gurau anak kecil, hingga aktifitas berburu warga.

Padahal ia menyadari saat itu tengah berada di hutan belantara.

Ia kemudian berteriak lagi meminta pertolongan namun tak ada satu pun orang yang menanggapinya.

Tak putus asa, ia pun melanjutkan perjalanannya untuk mencari jalan keluar dari hutan.

“Pagi hari sekitar jam 5.30, bunyi suara anak kecil seperti di kampung padahal di hutan, rasanya ada orang pergi noreh getah, anak kecil bermain dan orang pergi berburu. Saya berteriak tapi tidak ada yang mendekat, hingga habis suara tidak ada yang mendatangi. Matahari terbit, saya berjalan lagi,” katanya.

Ia kemudian meneruskan perjalanannya mencari celah hutan untuk jalan pulang.

Deki kembali ke tepi sungai dan menelusuri mengikuti alur sungai.

"Melalui jalan itu, kukira sudah mau sampai ke jalan besar, namun tiba-tiba sampai ke sungai lagi, hari ke-3. Saya menelusuri sungai lagi sampai hari ke-4," ujarnya.

Ia pun menghabiskan malam di tepi sungai.

Namun di tengah menelusuri air sungai, ia mendengar suara mesin penebang pohon.

Deki lantas mencari sumber suara meski harus mengalahkan rasa takut menerobos derasnya arus sungai.

Hingga kemudian pukul 5 sore, ia terus mendatangi bunyi suara tersebut. Namun lantaran masih terasa jauh, ia pun lelah.

Ia kemudian mendengar suara orang naik motor, sehingga ia beranggapan sudah mendekati jalan besar.

Namun karena lelah, ia terlelap sore itu. Sempat terbangun, Deki kembali mencari sumber suara pekerja menebang pohon dengan suara mensin sinso.

Namun karena sudah larut malam, ia tak mendengar suara itu lagi.

Untuk ke empat kalinya, Deki menghabiskan malam menakutkan di tengah hutan belantara.

Pada hari ke lima, Minggu (09/2/2020), Deki berhasil menemukan jalan pulang untuk bertemu keluarga tercinta. (*)

 
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved