Virus Corona

Korban Meninggal Akibat Virus Corona Capai 813 Orang, Lampaui Korban SARS di Seluruh Dunia

Update jumlah korban meninggal akibat terpapar virus corona dilaporkan CGTN (10/2/2020), 813 orang meninggal dunia.

Editor: Heri Prihartono
Daily Star
Korban meninggal akibat virus corona. 

TRIBUNJAMBI.COM - Update jumlah korban meninggal akibat terpapar virus corona  dilaporkan CGTN (10/2/2020), 813 orang meninggal dunia.

Sementara 37.289 orang positif virus bernama 2019-nCoV.

Jumlah ini melebihi jumlah korban wabah saluran pernafasan akut atau SARS, yakni  8.098 kasus di seluruh dunia dari November 2002 hingga Juli 2003 dan korban meninggal sebanyak 774.

Virus merebak pertama kali pada Desember tahun lalu itu, ditemukan di kota Wuhan, provinsi Hubei, China Tengah.

ASN Batanghari Dipantau, Bawaslu Ingatkan Agar Jaga Netralitas di Pilkada 2020

Kota Wuhan diisolasi oleh otoritas China selama berminggu-minggu untuk mencegah penyebarannya sampai hari ini.

Virus corona telah dikonfirmasi terjadi di lebih dari 20 negara di luar China, seperti Amerika Serikat, Australia, Filipina, Finlandia, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kambodja, Kanada, Korea Selatan, Malaysia, dan Nepal.

Baca: Terjatuh Saat Hendak Turun dari Gunung Marapi, Seorang Pendaki Dievakuasi dalam Keadaan Lemah

Kemudian, Prancis, Russia, Singapura, Spayol, Sri Lanka, Swedia, Taiwan, Hong Kong, Thailand, Vietnam, Uni Emirat Arab, Belgia.

Ahli Harvard Sebut Indonesia Tak Mampu Deteksi Virus Corona, Benarkah?

Penyebarannya yang aktif membuat Organisasi kesehatan dunia atau WHO menetapkan wabah virus corona sebagai darurat kesehatan global, pada akhir Januari lalu.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dikutip dari BBC Indonesia mengatakan, terdapat kekhawatiran virus akan menyebar ke negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah.

"Alasan utama pernyataan ini bukanlah apa yang terjadi di China tetapi terjadi di luar negara China," kata Tedros.

 Ahli Harvard Sebut Indonesia Tak Deteksi Virus Corona

Hingga saat ini belum ditemukan pasien penderita virus corona di Indonesia, padahal di negara lain sudah terdeteksi.

Di Singapura misalnya, jumlah pasien yang terdeteksi virus corona terus bertambah sementara di Indonesia tak demikian.

Sebagai negara besar, belum terdeteksinya virus corona di Indonesia justru jadi sorotan dunia.

Ahli dari Harvard sebut pemerintah Indonesia tak bisa deteksi virus corona, Kemenkes langsung bantah.

Seorang ahli dari Universitas Harvard menyatakan bahwa kasus virus corona kemungkinan tak terdeteksi di Indonesia.

Menanggapi hal tersebut Kepala Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) langsung buka suara.

Siswanto mengatakan, penelitian yang dilakukan ahli Harvard itu hanya berdasarkan kalkulasi matematis dan belum bisa dipastikan kebenarannya.

VIDEO: Habiskan Dana 2,2 Juta Dolar, Satelit Zafar Milik Iran Gagal Masuk Orbit

"Penelitian Harvard itu model matematik untuk memprediksi dinamika penyebaran novel corona virus berdasarkan seberapa besar orang lalu lalang," kata Siswanto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/2/2020) dikutip TribunnewsWiki dari Kompas.com.

 

 

Siswanto menyebut, berdasarkan hitungan matematis tersebut, harusnya terdapat 6-7 kasus positif virus Corona di Indonesia.

Namun Siswanto menegaskan sampai hari ini, belum ada satu kasus yang dinyatakan positif corona berdasarkan hasil pemeriksaan di laboratorium Litbang Kemenkes.

Dari 62 kasus, Kemenkes sudah melakukan uji laboratorium terhadap 59 kasus.

Tak satupun dari spesimen tersebut yang positif corona. Adapun 3 spesimen lainnya saat ini masih diteliti.

"Kalau diprediksi harusnya ada 6 kasus, ternyata sampai hari ini tidak ada, ya harusnya justru kita bersyukur. Kita sudah teliti dengan benar. Itu (penelitian ahli Harvard) hanya prediksi saja," kata dia.

Orang-orang yang memakai masker mengunjungi pasar makanan segar di Hong Kong pada 29 Januari 2020, sebagai langkah pencegahan setelah wabah virus yang dimulai di kota Wuhan di Cina. Virus yang sebelumnya tidak dikenal telah menyebabkan alarm karena kemiripannya dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), yang menewaskan ratusan di seluruh daratan Cina dan Hong Kong pada 2002-2003.
Orang-orang yang memakai masker mengunjungi pasar makanan segar di Hong Kong pada 29 Januari 2020, sebagai langkah pencegahan setelah wabah virus yang dimulai di kota Wuhan di Cina. Virus yang sebelumnya tidak dikenal telah menyebabkan alarm karena kemiripannya dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), yang menewaskan ratusan di seluruh daratan Cina dan Hong Kong pada 2002-2003. (DALE DE LA REY / AFP)

Diberitakan, jumlah kasus virus corona Wuhan yang dilaporkan di Indonesia dan Thailand jauh dari perkiraan ilmuwan.

Karena jarak Indonesia dan Thailand dekat dengan Wuhan, China, peneliti memprediksi sebenarnya ada lebih banyak kasus infeksi virus corona.

Hal ini pula yang membuat para ahli khawatir bahwa penyebaran virus corona Wuhan atau novel coronavirus tidak terdeteksi.

Jika hal tersebut benar adanya, maka ada potensi epidemi lebih besar dari yang saat ini terjadi.

Untuk diketahui, data per hari ini mencatat 910 orang meninggal dan 40.553 orang positif terinfeksi secara global.

Lempeng Warna Emas Bergambar Soekarno Milik Erwin Ditawar Rp 750 Juta, Begini Penampakannya

"Indonesia melaporkan nol kasus, tapi mungkin sebenarnya sudah ada beberapa kasus yang tak terdeteksi," ujar ahli epidemiologi Marc Lipsitch dari Harvard TH Chan School of Public Health, penulis pendamping dari studi terbaru yang di-posting di medRxiv.

"Sementara Thailand melaporkan 25 kasus, saya pikir sebenarnya lebih banyak dari itu," imbuhnya seperti dilansir VOA News, Jumat (7/2/2020).

Menurut Lipsitch, sistem kesehatan di Indonesia dan Thailand mungkin tidak dapat mendeteksi virus corona Wuhan.

Hal ini dirasanya dapat menciptakan masalah di seluruh dunia.

"Kasus yang tidak terdeteksi di negara mana pun berpotensi menyebarkan epidemi di negara-negara tersebut," kata Lipsitch.

(Kompas.com/Ihsanuddin)(TRIBUNNEWSWIKI.COM/ Abdurrahman Al Farid)

Indonesia Satu-satunya Negara Besar Asia yang Bebas dari Virus Corona, WHO Malah Khawatir, Kenapa?

Kasus virus corona telah menyebar ke beberapa negara dunia, hingga saat ini ribuan kasus telah dilaporkan.

Dari Asia, Eropa hingga Amerika nyaris ada beberapa kasus terdampak virus corona.

Namun menariknya adalah Indonesia menjadi satu-satunya negara yang disebut bebas dari virus mematikan asal Wuhan tersebut.

Pasalnya hingga saat ini, di Indonesia belum melaporkan satupun kasus virus corona.

Padahal Indonesia adalah negara yang besar, dengan mayoritas penduduk yang lebih padat dari pada negara seperti Singapura dan Malaysia yang justru sudah lebih dulu melaporkan kasus virus corona.

 

Tampaknya situasi ini justru membuat Indonesia disorot oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO.

Mengutip The Sydney Morning Herald Rabu (5/2/20) Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyebut Indonesia harus berbuat lebih banyak.

Hal itu karena kekhawatiran pada negara berpenduduk 270 juta ini yang belum melaporkan satupun kasus virus corona.

WHO menginginkan agar Indonesia meningkatkan kewaspadaan dan deteksi kasus serta persiapan di fasilitas kesehatan.

Hal itu menyusul serangkain warga Australia yang tinggal di Bali telah didiagnosis menderita pneumonia, namun prosedur pengujian oleh otoritas kesehatan masih terbatas.

Tenda tempat observasi WNI dari Wuhan di Hanggar Lanud Raden Sadjad, kompleks Militer, di Kabupaten Natuna.
Tenda tempat observasi WNI dari Wuhan di Hanggar Lanud Raden Sadjad, kompleks Militer, di Kabupaten Natuna. (Istimewa Via Tribunnews.com)

Perwakilan WHO di Indonesia, Dr Navaratnasamy Paranietharan, yang bekerja erat dengan Kementerian Kesehatan, mengatakan negara itu telah mengambil langkah konkret.

Termasuk penyaringan di perbatasan internasional dan menyiapkan rumah sakit yang ditunjuk untuk menangani kasus-kasus potensial.

"Indonesia sedang melakukan persiapan untuk menghambat masuknya virus corona baru," kata Dr Navaratnasamy Paranietharan.

Namun, masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan dibidang pengawasan dan deteksi kasus aktif dan persiapan fasilitas kesehatan yang ditunjuk sepenuhnya.

Ketersediaan alat tes khusus yang diperkirakan tiba minggu ini adalah langkah signifikan dalam arah yang benar.

Sebelumnya Sydney Morning Herald dan The Age mengungkapkan Indonesia belum mempunyai alat tes kit untuk mendeteksi virus ini.

Sebaliknya otoritas medis hanya mengandalkan tes pan-coronavirus yang secara positif dapat mengidentifikasi semua virus dalam keluarga corona seperti, flu, MERS, dan SARS.

Pengurutan gen itu kemudian diperlukan untuk menguji secara postif tentang virus ini, dan seluruh prosesnya memakan waktu hingga lima hari.

Dr Paranietharan mengatakan "Kami (WHO) prihatin, Indonesia belum melaporkan satu pun kasus yang dikonfirmasi di negara berpenduduk hampir 270 juta orang ini."

"Tetapi kami telah diyakinkan oleh otoritas terkait bahwa pengujian laboratorium telah bekerja dengan baik," tambahnya.

Tim medis memeriksa seorang pasien yang terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Jinyintan Wuhan pada 26 Januari 2020.
Tim medis memeriksa seorang pasien yang terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Jinyintan Wuhan pada 26 Januari 2020. (EPA-Efe/STR)

Lebih dari 2 juta turis Tiongkok mengunjungi Indonesia pada tahun 2019.

Negara-negara tetangga termasuk Australia, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Kamboja dan Filipina semuanya telah mencatat kasus-kasus baru.

Larangan penerbangan antara Cina dan Indonesia baru mulai berlaku pada hari Rabu (29/1/2020), mendorong kekhawatiran tentang dampak ekonomi terhadap ekonomi Indonesia.

 

(Intisari/Afif Khoirul M)(TRIBUNNEWSWIKI.COM/ Abdurrahman Al Farid)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Terus Bertambah, Korban Tewas Akibat Virus Corona Kini Mencapai 813 Orang, https://www.tribunnews.com/kesehatan/2020/02/10/terus-bertambah-korban-tewas-akibat-virus-corona-kini-mencapai-813-orang.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved