Habis Wawancara Disuruh ke Kamar, Penyamaran Mendebarkan 2 Polwan Buru 'Mangsa' di Bali
Namun untuk masuk tempat tidak ganpang. Penyidik di unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Garut tersebut menggunakan nama samaran.
Awalnya kerjaan itu hanya sebagai pegawai kafe atau bar.
• Siapakah Nayel Nassar, Tunangan Putri Bill Gates? Momen Kebersamaan Atlet Berkuda dan Jennifer Gates
Ternyata, pekerjaan yang dilakukan oleh si perempuan ini setelah di Bali, tidak sesuai dengan tawaran dari penyalurnya.
Pendek kata, perempuan itu malah disuruh untuk bekerja di Bungalow 505, yaitu tempat prostitusi.
Si perempuan yang jadi korban perdagangan atau human trafficking ini sudah meminta pulang.
Tapi dia ditahan-tahan oleh si pemilik.
"Korban meminta pulang karena tidak sesuai dengan pekerjaannya. Tapi tak kunjung diberi pulang, akhirnya melapor ke orangtuanya," tutur Kapolresta.
Orangtuanya kemudian melaporkan kejadian itu ke Polres Garut.
Tak lama setelah penggerebekan, si mucikari atau penyalur perempuan dijadikan bisnis pekerja seks komersial (PSK) itu ditangkap petugas Polres Garut.
Mucikarinya ditangkap setelah berkoordinasi dengan anggota dari Polres Denpasar.
"Bahwa dalam praktik pengungkapan itu memang Polres Garut menggunakan dua orang polwan sebagai pancingannya. Seorang pemilik Bungalow bernama Imam dan anak buahnya ditangkap," ujar Kapolresta Denpasar Kombespol Hadi Purnomo.
Kelahiran Polwan
Menelusuri sejarah kelahiran polisi wanita (polwan) di Indonesia, sangat menarik.
• Pengalaman Tak Terduga Anggota Kopassus saat Penyamaran 1 Tahun di Wilayah Musuh, Kaget
Di Indonesia, polwan lahir pada 1 September 1948. Ini berawal dari kota Bukittinggi, Sumatera Barat, tatkala Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) menghadapi Agresi Militer Belanda II.
Melansir wikipedia, saat itu terjadi pengungsian besar-besaran pria, wanita, dan anak-anak meninggalkan rumah mereka untuk menjauhi titik-titik peperangan.
Untuk mencegah terjadinya penyusupan, para pengungsi harus diperiksa oleh polisi, namun para pengungsi wanita tidak mau diperiksa apalagi digeledah secara fisik oleh polisi pria.