Habis Wawancara Disuruh ke Kamar, Penyamaran Mendebarkan 2 Polwan Buru 'Mangsa' di Bali

Namun untuk masuk tempat tidak ganpang. Penyidik di unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Garut tersebut menggunakan nama samaran.

Editor: Duanto AS
(Ari Maulana karang/Kompas.com)
Dua polwan yang melakukan penyamaran, Brigadir Popy (kanan) dan Bripda Fitria (berjilbab). Polisi wanita dari Polres Garut itu menyamar sebagai PSK di Bali. 

Dia mengaku tidak terlalu lama berada di dalam tempat hiburan tersebut.

Begitu dipastikan ada praktik perdagangan orang dan prostitusi, dia menghubungi timnya.

Popy langsung menghubungi tim Satreskrim Polres Garut pimpinan Kasatreskrim AKP Aulia Djabar yang telah berada di dekat tempat hiburan tersebut.

Ilustrasi Polwan.
Ilustrasi polwan. (TRIBUNSOLO.COM/CHRYSNHA PRADIPHA)

Polisi langsung masuk melakukan penyergapan.

Popy menuturkan penyamaran itu tidak lama. Bahkan dia belum sempat disuruh melayani esek-esek.

"Jadi enggak lama, enggak sampai disuruh melayani tamu,"ujar Popy.

Ia mengaku sempat ketakutan ketika akan menyamar menjadi PSK.

Namun, karena ada tim Satreskrim Polres Garut yang mendampingi, dirinya merasa lebih tenang.

Penyamaran itu tidak lama, baru sekira satu jam.

Setelah memastikan dan ada bukti terjadi prostitusi dan perdagangan manusia, polwan cantik itu menghubungi timnya.

Tim kemudian masuk melakukan penggerebekan.

Akhirnya, saat penggerebekan itu pemilik Bungalow 505 di kawasan lokalisasi di Sanur diamankan. 

Lokasi yang mewah

Penggerebekan dilakukan sesuai laporan orangtua yang anaknya dijadikan budak seks pria hidung belang.

Sebelumnya, ada informasi yang masuk ke Polres Garut, yakni ada dua perempuan yang ditawari bekerja di Bali.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved