20 Tahun Kemudian Pria Itu Jadi Danjen Kopassus, Dulu Kaget Sang Komandan Lakukan Hal Nekat
Tidak ada yang mengira satu di antara calon prajurit Kopassus itu menuliskan peristiwa mengagetkan itu dalam sebuah buku catatan.
Tidak ada yang mengira satu di antara calon prajurit Kopassus itu menuliskan peristiwa mengagetkan itu dalam sebuah buku catatan.
Ternyata, sekira 20 tahun kemudian, sosok itu menjadi Danjen Kopassus yang disegani.
Apa yang disaksikan Sintong Panjaitan terekam jelas di ingatan.
Peristiwa ini terjadi sekira 1963, saat calon prajurit RPKAD (sekarang Kopassus) pasukan elite TNI AD, menjalani pendidikan di Citatah, Jawa Barat.
Tak ada yang menduga apa yang dilakukan sang komandan.
Kolonel Moeng sang Danjen Kopassus sedang melakukan inspeksi di pusat pendidikan.
Saat itu, para siswa komando menangkap seekor ular sanca yang sedang bertelur.
• Komandan Kopassus Hilang di Hutan Papua, Selama 18 Hari Jalan Kaki Akhirnya Bisa Selamat
• Profesor Intelijen dari Kopassus Luka Parah Kena Tusuk, Pistolnya Melorot ke Dalam Celana
• Ahli Karate Jepang Terjengkang di Tangan Gurus Silat Kopassus, Baru Beberapa Jurus sudah Tumbang
Mendadak, Kolonel Moeng memakan mentah-mentah beberapa butir telur ular sanca yang ditemukan.
Seketika, para siswa Kopassus yang melihatnya ternganga.
Peristiwa itu dituliskan dalam sebuah buku berkudul Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas, 2009.
Saat itu, Komando Pasukan Khusus ( Kopassus) masih bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat ( RPKAD).
RPKAD pernah memiliki komandan yang terkenal keras dan disiplin.
Sang komandan itu juga dikenal gemar menerapkan hidup sederhana.
Namanya Kolonel Moeng Pahardimulyo.
Sosok Kolonel Moeng Pahardimulyo terkenal di pasukan elite TNI sejak 1960-an.
Dia memiliki prinsip yang sangat keras.
Setiap prajurit Kopassus, walau hanya bersenjata sebilah pisau komando, harus bisa memenangkan pertempuran.
Kolonel Moeng juga berpesan supaya pasukan khusus bisa survive ketika berada di hutan selama berhari-hari hanya berbekal pisau komando.
Dalam soal survival, Kolonel Moeng memang bukan hanya bisa memberikan perintah.
Dia langsung memberikan contoh nyata.
Suatu kali, Kolonel Moeng melaksanakan inspeksi ke lokasi pendidikan siswa komando di Citatah, Bandung, Jawa Barat.
Dalam suatu latihan survival, siswa komando berhasil menangkap ular sanca.
Setelah dikuliti, ternyata terdapat sekira 20 telur di dalam perut ular sanca itu.
Telur sanca berbentuk untaian seperti batang rokok berderet memanjang itu masih terbungkus balutan lemak tebal.
Kolonel Moeng lalu mengambil enam untaian telur sanca dan lemaknya, lalu menelan mentah-mentah dalam sekejap.
Semua siswa komando dan para instrukturnya hanya bisa terbelalak melihat ‘keganasan’ Kolonel Moeng saat menelan untaian telur sanca.
Para siswa dan pelatih hanya bisa menjawab, ‘Siap...!’, ketika diperintahkan untuk menelan telur-telur sanca yang masih terbalut lemak dengan cara seperti dilakukan oleh Kolonel Moeng.
Siapa sebenarnya Sintong Panjaitan
• Letnan Ginting Diam-diam Lapor ke Kolonel Adi Sudrajat, Kemampuan Sniper Kopassus Terungkap
Letnan Jenderal TNI (Purn) Sintong Hamonangan Panjaitan atau biasa dirujuk Sintong Panjaitan lahir di Sumatera Utara, 4 September 1940.
Minat Sintong pada bidang militer muncul saat berumur tujuh tahun.
Pada saat itu rumahnya kerap terkena bom P-51 Mustang angkatan udara Kerajaan Belanda. Itu membuatnya ingin masuk angkatan udara.
Dia merupakan lulusan Akademi Militer Nasional 1963.
Sintong Pandjaitan menerima 20 perintah operasi/penugasan di dalam dan luar negeri selama karier militernya.
Pada 1969, Sintong dikutsertakan dalam upaya membujuk kepala-kepala suku di Irian Barat untuk memilih bergabung bersama Indonesia dalam Penentuan Pendapat Rakyat.
Sintong Panjaitan merupakan pemimpin Grup-1 Para Komando yang terjun dalam operasi pembebasan kontra terorisme dalam peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla, 31 Maret 1981.
Saat itu pangkat Sintong masih letnan kolonel.
Walaupun terdapat dua korban jiwa (satu pilot dan satu anggota Para Komando), operasi tersebut dinilai sukses oleh pemerintah Indonesia.
Karena seluruh awak dan penumpang pesawat yang lain selama, Sintong Panjaitan beserta timnya dianugerahi Bintang Sakti.
Mereka mendapat kenaikan pangkat satu tingkat.
Berbagai prestasi Sintong Panjaitan di kesatuan khusus TNI AD mengantarkannya ke kursi Komandan Kopassandha di periode 1985-1987, menggantikan Brigjen TNI Wismoyo Arismunandar.
Pendidikan militer:
Lulusan Akademi Militer Nasional (kini Akademi Militer)1963.
• Kopassus Bertahan Hidup Tidur di Antara Mayat-mayat, Kisah Nyata saat Penyerbuan di Papua
Pangkat militer Sintong Pandjaitan:
Letnan Dua Inf
Danton 1/A Yonif 321 Galuh Taruna/Brigif 13 Galuh/Kostrad (Operasi Kilat Menumpas DI/TII Kahar Muzakar)
Danton 1/A Kompi Suryo Batalyon 2 RPKAD (Operasi Kilat Menumpas DI/TII Kahar Muzakar)
Danton 1/A Kompi Tanjung Batalyon 2 RPKAD (Operasi Ganyang Malaysia Kuching-Serawak)
Danton 1/A Kompi Tanjung Batalyon 2 RPKAD (Operasi Penumpasan G-30S/PKI)
Letnan Satu Inf :
Komandan Prayudha 3 RPKAD (Pada Operasi Tempur Penumpasan OPM Di Irian Jaya)
Perwira Operasi Tim Expedisi RPKAD Lembah X Irian Jaya
Komandan Kompi 251 Grup 2 RPKAD
Kapten Inf :
Kasi 1 Intel Grup 4 Sandhi Yudha RPKAD
Perwira Operasi Pada Pusat Intelijen Strategis (Pusintelstrat)
Kasi 2 Ops Grup 4 Sandhi Yudha RPKAD
Wadan Operasi Pusintelstrat
Mayor Inf :
Komandan Karsayudha Grup 4 Sandhi Yudha
Komandan Satgas 42 Kopassandha Di Kalimantan Barat (Penumpasan Pemberontakan Gerombolan Komunis Bara/PGRS/Paraku)
Komandan Operasi Garu TNI Di Kalimantan Barat (Penumpasan Pemberontakan Gerombolan Komunis Bara/PGRS/Paraku)
Wakil Komandan Grup 4 Sandhi Yudha Kopassandha
Wakil Komandan Grup 1 Parako Pada Operasi Lintas Udara Seroja Timor-Timur
Letnan Kolonel Inf :
Wakil Asisten Operasi Kopassandha
Komandan Satuan Pengamanan VVIP/Presiden Soeharto Di Timor-Timur
Asisten Operasi Kopassandha
Komandan Tim Operasi Khusus Intelijen Di Aceh (Penumpasan Gerakan Aceh Merdeka/GAM)
Komandan Satuan Anti-Teror 81 (Penumpasan Pembajakan Pesawat Garuda DC-9 Woyla 206)
Kolonel Inf :
Komandan Grup 3 Para Komando / Kopassandha di Kariango Makassar
Komandan Grup 4 Sandhi Yudha / Kopassandha
Komandan Pusat Sandhi Yudha & Lintas Udara/Pusdikpassus
Brigadir Jenderal TNI :
Komandan Jenderal Kopassus
Komandan Pussenif
Mayor Jenderal TNI :
Panglima Kodam IX Udayana
Panglima Komando Operasi Militer Kolakops/Koopskam/Teritorial TNI Di Timor Timur
Perwira Tinggi Mabes TNI
Koorsahli Panglima ABRI
Letnan Jenderal TNI :
Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan (Sesdalopbang)
Penasihat Wakil Presiden Bidang Hankam
Penasihat Presiden Bidang Hankam
Baca kisah-kisah Kopassus dan pasukan elite TNI di Tribunjambi.com.
• Dari Kopassus hingga Anggota Polisi, Inilah Deretan Anak Artis yang Tak Ikuti Jejak Orang Tuanya
• Dari 17 Peti Mati yang Disediakan Akhirnya Terisi 5, Misi Rahasia Kopassus di Thailand
• Pengalaman Tak Terduga Anggota Kopassus saat Penyamaran 1 Tahun di Wilayah Musuh, Kaget