BPCB Teliti Dua Keping Uang China yang Ditemukan Warga Muarojambi
Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jambi, Iskandar membenarkan adanya uang koin China yang ditemukan warga.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Teguh Suprayitno
BPCB Teliti Dua Keping Uang China yang Ditemukan Warga Muarojambi
TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI-Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jambi, Iskandar membenarkan adanya uang koin China yang ditemukan warga. Namun, untuk memastikan pada dinasti apa uang koin dibuat atau mulai ada, pihak BPCB perlu melakukan kajian.
Kata Iskandar, pihaknya telah membawa dua uang koin yang ditemukan di lahan warga di RT 08 Desa Batang Rawang, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi tersebut ke kantor untuk pengecekan.
"Kita sudah bawa ke kantor, baru kemarin kita bawa dan secara fisik kita lihat itu di jaman China, tapi dinasti apanya kita belum tau, karena kita mau lakukan pengecekan dulu," ujar Iskandar saat di konfirmasi, Rabu (29/1).
Lebih lanjut soal ditanya terkait dengan tempat ditemukannya pecahan keramik, guci, fosil kayu, bebatuan yang tersusun, Iskandar belum bisa memastikan atau menyimpulkan lokasi tersebut sebagai tempat apa. Ia mengatakan bahwa jika berdasarkan survei saat Ia turun ke lokasi, belum ditemukan struktur apapun.
• Debit Sungai Batanghari Terus Meningkat, BPBD Kota Jambi Umumkan Siaga 4
• Begini Nasib Pasar Tomohon yang Mirip Pasar Huanan Wuhan China yang Jual Daging Hewan Liar
• Selamatkan 240 WNI di Wuhan China yang Terjebak Virus Corona, TNI AU Siapkan Hercules dan Boeing
"Kalau sekilas dari survei kita kemarin, kita tidak menemukan struktur, kalau fosil kita tidak tahu fosil kayu itu di bawa dari mana, kemungkinan besar fosil kayu bukan dari situ," terangnya.
Soal batu bata yang mirip dengan batu bata candi yang ada di Muara Jambi, kata Iskandar secara letak batu bata tersebut tidak tersusun membentuk susunan pondasi. Susunan batu tersebut lebih menyerupai batas makam.
"Susunan bata kemarin bukan bentuk pondasi, kita belum tau batu itu berasal dari mana. Susunan batu bata itu disusun orang yang belakangan, itu tidak tahu berapa tahun. Kemungkinan itu penanda makam, makamnya kapan juga kita tidak tau," ungkapnya.
Soal penanda makam dan apakah kemungkinan ada makan, Iskandar menyebut pihaknya akan merencakanan dalam waktu dekat untuk kembali ke lokasi. Di sisi lain, soal adanya kanal yang panjang di Desa Batang Rawang, Iskandar menduga kanal tersebut merupakan Sungai Batanghari kuno.
"Kalo sungai atau kanal itukan berpindah ya, namanya sungai sudah ribuan tahun atau berapa, kita tidak bisa langsung menyimpulkan itu apa. Tapi kemungkinan kanal itu bagian dari Sungai Batanghari kuno yang digunakan sebagai sarana transportasi," tuturnya.
Lebih lanjut, soal temuan pecahan keramik, guci, Iskandar juga memberikan kemungkinan benda-benda tersebut bagian pada jaman Jepang. Dengan banyaknya temuan seperti itu, pihaknya belum bisa menyimpulkan terkait lokasi tersebut, karena menurut Iskandar, kemungkinan-kemungkinan itu masih bisa terjadi.
"Kalo keramik itu sebagian itu buat nyadap karet dugaannya pada jaman Jepang. Temuan-temuan keramik, guci tadi itu kan lokasinya dekat pinggir sungai yang notabennya menjadi tempat transportasi berdagang atau apa, bisa jadi hanyut atau seperti apa, kita lihatlah nanti data-datanya seperti apa," ucapnya.