Warga Jambi Diduga Kena Virus Corona

Pakai Masker N95 Agar Tidak Tertular Virus Corona, Petugas Medis di Jambi Juga Memakainya

Masker N95 satu di antara APD yang dipakai petugas RSUD Raden Mattaher.

Editor: Sulistiono
TRIBUNJAMBI/RIAN AIDILFI AFRIANDI
Bertujuan untuk meminimalisir pengguna ISPA di Kota Jambi, Kompas bersama Tribun Jambi dan Gramedia turun ke jalan bagi-bagi 19.200 masker, Kamis (15/10/2015). 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - RSUD Raden Mattaher Jambi memberikan perlengkapan khusus terhadap petugas yang menangani pasien diduga terjangkit virus corona atau wuhan pneumonia. Alat Perlindungan Diri (APD) yang lengkap bagi petugas itu mulai dari helm, baju astronot, masker N95, sarung tangan panjang, dan sepatu boat.

"Keselamatan petugas harus diutamakan karena sangat berisiko tertular bila bersentuhan langsung dengan pasien. Jadi kita menggunakan APD lengkap. Kita sudah bentuk timnya, jadi ketika mendadak kita siap melayani pasien," kata Wakil Direktur Pelayanan dan Keperawatan RSUD Raden Mattaher Jambi, dr Dewi Lestari, kepada reporter Tribunjambi.com, baru-baru ini.

Masker N95 satu di antara APD yang dipakai petugas RSUD Raden Mattaher. Masker  N95 juga bisa dipakai masyarakat umum yang ingin mencegah penularan. Apa itu masker N95?

Sebagaimana dikutip dari banjarmasin.tribunnews.com, Dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), mengungkapkan, penggunaan masker berfungsi menyaring partikel halus dan mencegah penyebaran infeksi.

Masker N95 mampu memfiltrasi partikel halus berukuran 0,5-2.5 mikron sampai dengan 95 persen. "N artinya non-oil based partikel atau partikel-partikel yang tidak mengandung minyak. (Sedangkan) 95 artinya mampu filter partikel halus sampai dengan 95 persen," ujar dia.

Masker N95 direkomendasikan bagi orang yang harus beraktivitas di luar ruangan ketika polusi udara sudah masuk kategori Air Quality Index (AQI) tidak sehat, atau indikator lebih dari 150.

“Anak-anak, ibu hamil, lansia, dan pasien dengan penyakit jantung atau paru kronik tidak disarankan untuk menggunakan masker N95.”

Pasalnya, masker ini tidak nyaman untuk digunakan dan dapat menyebabkan tahanan dalam bernapas (breathing resistance).

Sementara itu, dr Erlang Samoedro Sp.P(K) mengungkapkan, penggunaan N95 perlu dilakukan di dalam ruangan jika filtrasi bangunan tidak maksimal.

"Penggunaan masker ini (N95) maksimal delapan jam, karena sifatnya yang tidak nyaman bernapas (ketika dipakai)," ujar dia.

Laman New York Times melansir, berdasarkan penelitiannya tentang efektivitas masker di Beijing, Dr Miranda Loh di Institute of Occupational Medicine di Edinburgh, merekomendasikan masker dengan nilai setidaknya N95 atau FFP3.

FFP3 adalah masker yang boleh bocor maksimal lima persen, dan harus menyaring 99 persen dari semua partikel berukuran hingga 0,6 mikron.

Selain memilih masker yang tepat, ia merekomendasikan untuk membatasi penggunaan dan mengenakan masker secara ketat seperti yang diinstruksikan.

Sementara itu, simple mask atau masker sederhana, menurut dokter Erlang, hanya mampu menyaring polutan dan partikel besar 30-40 persen. "Memang lebih nyaman dipakai, namun tidak terlalu efektif," kata dia.

Menurut Agus, masker sederhana hanya boleh digunakan untuk sekali pakai, serta tidak boleh dicuci karena dapat melebarkan pori-pori penyaringnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved