Kisah Lucu Sang Relawan Saat Merayu Mbah Iyah, Perempuan Berambut Gimbal yang Tak Keramas 27 Tahun

Rumahnya mirip kandang ayam, sangat kotor sekali. Baunya menyengat menusuk hidung.

Editor: Sulistiono
Istimewa
Mbah Iyah 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Ardian Kurniawan Santoso, dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI)-ACT, terkejut dengan rumah Mbah Iyah atau Sukiyah. Rumahnya mirip kandang ayam, sangat kotor sekali. Baunya menyengat menusuk hidung.

Bau tak sedap ini lantaran Mbah Iyah buang air besar sembarangan. Kencing juga sembarangan. Di dalam rumah Mbah Iyah, berceceran kotoran hasil buang air besarnya. Saat menemui Mbah Iyah, Ardian sempat menyingkirkan barang yang dikiranya sebuah batu.

Barang tersebut diambilnya, lalu disingkirkan. Ternyata, barang itu bukan batu, tetapi kotoran buang air besar Mbah Iyah yang sudah membatu. “Kotorannya sampai keras seperti batu. Saya semula mengira batu, saya ambil untuk disingkirkan. Ternyata kotoran Mbah Iyah,” cerita Ardian.

Namun, bagi Ardian, situasi itu tak mematahkan semangatnya untuk menolong Mbah Iyah. Dia terus mendekatinya, hingga akhirnya Mbah Iyah mau ditolongnya.

Mbah Iyah merupakan sosok perempuan berambut gimbal yang hidup sebatang kara dan sudah berdiam diri rumah reyotnya selama 27 tahun.

Perempuan berambut gimbal sepanjang sekitar 1,5 meter tersebut tinggal di Dusun Karangombo, Desa Polobugo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Selama ini Mbah Iyah hidup sendiri, di rumahnya yang mirip kandang ayam. Kini, Mbah Iyah sudah dipotong rambutnya oleh Ardian. Mbah Iyah pun sudah mau mandi dan hidup lebih layak di sebuah yayasan sosial.

Kepada reporter Tribunjambi.com, Ardian mengisahkan, sekitar 27 tahun Mbah Iyah tidak pernah mandi dan keramas. Rambutnya pun jadi gimbal. Saking tak terawatnya, rambut Mbah Iyah dipakai sarang ulat dan tikus.

Mbah Iyah juga sembarangan buang air besar dan kencing di tempat tinggalnya yang berukuran sekitar 3 x 6 meter. Tidak ada yang berani mendekat kepadanya selama 27 tahun itu. Tetangga yang peduli denganya, selalu datang memberinya makan. Tidak pernah ngobrol.

Iyah memang susah diajak komunikasi. Dia hanya duduk diam di dalam rumahnya yang sangat kumuh dan mengeluarkan bau menyengat. Iyah juga tak bisa jalan. Lumpuh. Hingga pada akhirnya, 23 Januari 2020, dirinya mendapat pertolongan.

Ini semua terjadi setelah pertemuannya Ardian Kurniawan Santoso, dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI)-ACT.

Ardian merupakan Korlap MRI-ACT Kabupaten Salatiga dan Semarang. Ardian menceritakan kisahnya ketika menolong Mbah Iyah. Awalnya, Ardian tahu cerita tentang Iyah ini dari teman sesama relawan. Kala itu, seorang temannya, dari unsur relawan SAR SERI Getasan, Kabupaten Semarang, memberitahu keberadaan Iyah yang hidupnya mengenaskan di Dusun Karangombo, Desa Polobugo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

“Teman saya bercerita ada seorang perempuan kurang waras, tinggal sendiri di rumah kumuh. Tetangga dan keluarga takut mendekat karena menyeramkan. Rambutnya gimbal 1,5 meter,” kisahnya.

Selama 27 tahun, Iyah tak keluar rumah. Di dalam rumah gubuk yang mirip kadang ayam itu, tetangga atau pihak yang masih ada hubungan saudara cuma kasih makan. Habis itu pergi, Kadang keluarga takut. Iyah memang kadang berontak. Kalau ditanya, diam saja.

“Dimandikan warga dan keluarga juga tidak mau. Potong rambut tidak mau. Saya penasaran setelah melihat fotonya,” kata Ardian.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved