Ini Alasan Mahfud MD Tidak Bisa Bantu Pelajar yang Disebut Terancam Hukuman Mati Karena Bunuh Begal

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM (Menko Polhukam), Mahfud MD angkat bicara kasus pelajar 17 tahun, ZA yang bela teman dari aksi bega

Editor: rida
Tribunnews.com/Gita Irawan
Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD usai melakukan pertemuan dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Pol (Purn) Suhardi Alius dan Direktur Jenderal Unit Penanggulangan Terorisme Jepang Shigenobu Fukumoto terkait deradikalisasi dan jaringan teroris internasional di Kantor Kemenko Polhukam Jakarta Pusat pada Jumat (10/1/2020). 

Mahfud membeberkan acaman hukuman mati dalam kasus persidangan ZA, hanya langkah alternatif yang biasa dalam proses meja hijau.

"Disebut ancaman hukuman mati itu, sebagai alterantif yang biasa di kemukakan dalam hukum," imbuhnya.

Sedangkan masih ada sejumlah alternatif lain yang dapat dipilih hakim untuk menghukum ZA .

"Yang paling mendekati itu adalah tidak dihukum pidana dan penjara. Tapi diserahkan di panti rehabilitasi," tutur Mahfud.

Terakhir Mahfud meminta untuk tidak meributkan kasus yang menimpa ZA dan menyerahkannya kepada hakim. 

"Percayalah dengan kita, hakim lebih mudah memilih alterantif-alternatif, berdasarkan logika hukum yang ada," tutupnya.

FOTO-FOTO Naskah Ejaan Lama Otonomi Daerah Jambi 1957, Dokumen Kakek Zakaria di Lemari Kuno

Kisah Tragis Adi Ramdani, Bocah 11 Tahun Tewas Digigit Ular Weling yang Ditangkapnya

Oknum Ustaz di Bangkalan Ajak Santrinya Ramai-ramai Isap Sabu, Alasannya Tak Ada Dalam Alquran

Film Bioskop Tayang Februari 2020 - Bird of Prey, Sonic The Hedgehog, Brahms: The Boy II

Kasus ZA dan Irfan 

A
ZA, pelajar yang terancam penjara seumur hidup karena membunuh begal saat bela pacar, didakwa empat pasal berlapis. (SURYAMALANG.com / KUKUH KURNIAWAN)

Kasus pelajar di Malang yang membunuh begal, ramai diperbincangkan sejak seminggu ini.

Pelajar yang diketahui berinisial ZA tersebut harus duduk di kursi pesakitan karena membunuh begal yang berniat memperkosa teman dekatnya, V.

Sebenarnya, ini adalah kasus lama yang terjadi pada September 2019 lalu.

Namun, baru tahun ini, kasus yang menimpa ZA disidangkan.

Kasus ZA semakin menjadi heboh karena siswa kelas 3 SMA itu terancam hukuman pidana seumur hidup -yang kemudian diklarifikasi oleh Kejaksaan-.

Kasus seorang yang membunuh begal dengan alasan membela diri bukanlah yang pertama kali terjadi di Indonesia.

Kasus serupa pernah terjadi dan menimpa seorang remaja asal Bekasi, Mohamad Irfan Bahri.

Namun, ZA dan Irfan, berbeda nasib.

Bila ZA harus menghadapi persidangan, Irfan justru mendapatkan penghargaan.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved