Berita Jambi

Waspada DBD Mengancam Seorang Anak di Kota Jambi Meninggal Dunia Januari Ini 62 Orang Terjangkit DBD

Waspada DBD Mengancam Seorang Anak di Kota Jambi Meninggal Dunia Januari Ini 62 Orang Terjangkit DBD

Penulis: Rohmayana | Editor: Deni Satria Budi
Tribunjambi/Nurlailis
Anak di Kota Jambi dirawat di RSUD Raden Mattaher akibat terserang DBD. 

Lanjutnya, pihak nya kini terus berupaya mengantisipasi dan mencegah penularan penyakit DBD ini.

Musim Penghujan, Fasha Ajak Warga Perangi DBD, Instruksikan Lurah, Camat dan Dinkes Lakukan Fogging
Musim Penghujan, Fasha Ajak Warga Perangi DBD, Instruksikan Lurah, Camat dan Dinkes Lakukan Fogging (ist)

Di antaranya dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang kini sering digalk-galakkan. Memang hanya saja, saat ini kesadaran masyarkat terkait peduli terhadap lingkungan masih rendah.

“Di antaranya itu yang kita lakukan. Namun memang sejauh ini warga itu kurang peduli dengan kebersihan lingkungan. Sehingga sangat mudah terjangkit,” jelasnya.

Selain itu, dirinya juga mengimbau agar tak menyepelekan demam yang menjangkit anak maupun keluarga.

Biasanya, ciri-ciri DBD ini ditandai dengan keluar nya bintik merah di sejumlah bagian tubuh.

“Kalau demam ini meningkat di hari keempat dan kelima. Dan ini bahaya, jadi jika memang terjadi demam sejak hari pertama diharapkan cepat berobat atau ke dokter,” pungkasnya.

Warga Tungkal Minta Fogging Berkala, di SD An-Nisa Sudah Empat Anak Kena DBD

Merasa Kehilangan, Pasien Bocorkan Kebiasaan dr Panggayuh Saat Konsul: Aura Positif dan Kebapakan

Sementara itu, Wali Kota Jambi, Syarif Fasha mengaku, pihaknya sudah bekerja ekstra mencegah dan menanggulangi kasus DBD.

Hanya saja diakui Fasha, saat ini pihaknya masih terkendala obat fogging.

“Yang kita lakukan sudah ekstra. Semua kelurahan, kecamatan, bahkan Dinkes sudah kita bekali dengan mesin fogging. Permasalahannya saat ini adalah obat fogging yang langka,” jelas Fasha.

Selain itu juga, saat ini pemakaian obat fogging juga dibatasi. Sebab, obat fogging tersebut dianggap berbahaya, sehingga pemakaiannya harus dibatasi sesuai instruksi dari pusat.

“Kami sudah bilang ke lurah, coba pinjam ke Provinsi. Kami juga minta kepada Provinsi, jika punya stok obat yang diperbolehkan berikan kepada kami,” tegas Fasha.

Terpisah, Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penykit Menular Dinkes Kota Jambi, Safri mengiyakan adanya resistensi pemakaian obat fogging bahan aktif Malapion, yang dianggap tidak mempan lagi.

Maka dari itu, saat ini yang dianjurkan memakai bahan aktif Sipermetrin.

Lanjut Safri, bahan aktif Sipermetrin ini biasanya dilakukan pengadaan melalui pihak ketiga melalui pemerintah pusat. Hal ini pernah dilakukan Dinkes Kota Jambi pada tahun 2015 lalu melalui dana APBD.

Namun, karena Dinkes Provinsi Jambi yang mendapatkan dari pusat dan mencukupi. Dana APBD pada Dinkes Kota Jambi, di arahkan untuk pencegahan DBD lainnya seperti pengadaan abate dan beberapa lainnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved