Menteri Luhut: Jangan Tuduh Kita Pro China Tapi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana akan menjemput investasi ke Uni Emirat Arab ( UEA) pada 11 Januari 2020. Nantinya, ada nilai investasi sebesar
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Luhut: Jangan Bilang China-China Melulu..."
• BREAKING NEWS Ramai-Ramai Anggota DPR Provinsi Jambi Aktif dan Non-aktif Bersaksi di Persidangan
• Rekam Polwan Saat Mandi, Bripka RA Diarak Keliling Polda Pakai Seragam Patsus dan Bawa Mikrofon
• Berharap Ayah Angkatnya Datang, Begini Cara Martinus Agar Cristiano Ronaldo Datang ke Pernikahannya
• Siaran Live Streaming Malaysia Masters 2020 Hari Ini, 8 Wakil Indonesia Tanding, Ada Ahsan/Hendra
Dilirik China, Natuna Simpan Cadangan Gas Raksasa
Indonesia sudah sejak lama dikenal sebagai negara produsen gas alam dunia.
Salah satu cadangan terbesarnya, berada di perairan Natuna yang saat ini tengah berpolemik karena klaim China.
Dikutip Kompas.com dari data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM), Indonesia memiliki cadangan gas bumi mencapai 144,06 triliun kaki kubik (TCF), terdiri dari cadangan terbukti (P1) sebesar 101,22 TSCF dan cadangan potensial (P2) 42,84 TSCF.
Cadangan gas terbesar di Indonesia berada di Natuna, tepatnya berada di Blok East Natuna 49,87 TCF.
Selanjutnya disusul Blok Masela di Maluku 16,73 TCF, dan Blok Indonesia Deepwater Development (IDD) di Selat Makassar 2,66 TCF.
Besarnya kandungan gas alam di Natuna tersebut, membuatnya disebut-sebut sebagai cadangan gas terbesar di Asia Pasifik.
East Natuna direncanakan baru bisa memproduksi gas pada tahun 2027.
Lamanya produksi karena belum ada teknologi yang mempuni untuk menyedot gas di kedalaman laut Nantuna.
Masalah terberatnya, yakni kandungan gas CO2 yang mencapai 72 persen, sehingga perlu teknologi khusus yang harganya juga mahal.
Berbeda dengan blok lain di Natuna, gas yang diproduksi dari East Natuna tak dijual melalui pipa ke Singapura, namun diharapkan bisa disalurkan ke Jawa lewat pipa yang tersambung dari Kalimantan Barat hingga Kalimantan Selatan dan sampai ke Jawa Tengah.
Wilayah kerja migas yang berlokasi di Kepulauan Natuna, berjumlah 16 WK, terdiri dari 6 WK produksi, 10 WK eksplorasi di mana 3 diantaranya dalam proses terminasi karena waktu kontraknya telah habis dan belum berhasil memperoleh temuan migas.
Ke enam WK migas yang telah berproduksi tersebut adalah South Natuna Sea Block B yang dioperatori Conoco Phillips InC, Natuna Sea Block A yang dikelola Premier Oil Natuna Sea B.V, Kakap oleh Star Energy (Kakap Ltd). Kemudian Udang Block yang dikelola TAC Pertamina EP Pertahalahan Arnebrata Natuna.
Dua lainnya adalah Sembilang yang dioeprasi Mandiri Panca Usaha dan Northwest Natuna oleh Santos.