Masih Ada Pedagang di Tempat Lama, Pedagang Pasar Parit I Ngeluh ke Bupati Safrial Sepi Pembeli
Bupati Safrial sidak ke e Pasar Parit I, Jalan Harapan, guna memastikan tidak adanya lonjakan harga Sembako menjelang Natal dan tahun baru.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Teguh Suprayitno
Masih Ada Pedagang di Tempat Lama, Pedagang Pasar Parit I Ngeluh ke Bupati Safrial Sepi Pembeli
TRIBUNJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL - Bupati Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Safrial didampingi Sekda Agus Sanusi dan kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait melakukan Inspeksi Mendadak ke Pasar Parit I, Jalan Harapan, Kelurahan Tungkal Harapan, Jum'at (20/12/2019).
Sidak yang dilakukan Bupati Safrial tersebut guna memastikan tidak adanya lonjakan harga Sembako menjelang Natal dan tahun baru.
Tidak ingin melewatkan momen didatangi orang nomor satu di Tanjab Barat ini, beberapa pedagang sempat mengeluh dengan Bupati, jika Pasar Parit I di Jalan Harapan sepi pembeli.
Ana salah seorang pedagang mengeluh jika Pasar Parit I di Kelurahan Tungkal Harapan sepi. Hal itu diduga karena Pasar Parit 1 saat terbagi dua. Sebagian pedagang masih beroperasi di lokasi lama yaitu di Jalan Nasional.
• KPU Launching Pilkada Tanjab Barat 2020, Bupati Safrial: Jangan Golput
• Sedekah Payo Turun Ba Umo, Tradisi Masyarakat Desa Senaung Sambut Musim Tanam
• Tiga Desa di Limun Terendam Banjir, Pemkab Sarolangun Bentuk Tim Kebencanaan
• Jembatan Aurduri I Akan Direhab Tahun Depan, BPJN Anggarkan Rp15 Miliar
"Kalau harga barang-barang belum keseluruhan mengalami kenaikan. Tapi pembelinya yang sepi," tutur Ana.
Ana mengeluh kenapa Pasar Parit I yang lama di Jalan Pahlawan masih ada orang yang berjualan.
"Kan kemarin sudah tidak ada lagi yang boleh berjualan tapi sekarang masih ada juga yang jualan di Pasar Parit I lama," keluhnya.
Hal senada juga dikatakan Anto seorang pedagang Ayam. Anto justru mengharapkan jika tempat berjualan ayam disatukan disatu lokasi saja.
"Maunya tempat pedagang ini dijadikan satu lokasi saja jadi pembeli bisa datang ke satu tempat. Kalau soal rezeki itu sudah ada yang mengatur," ungkap Anto.
Pedagang ayam seperti kami sebut Anto, terpenting juga memiliki tempat mengolah ayam. Baik untuk membersihkan jeroan ayam, merebus dan pengolahan lainnya.
"Setiap hari dagangan kami tidak habis jadi kami butuh tempat untuk menyimpan sisa ayam dan tempat mengolahnya," sebutnya.
Abbas salah satu pembeli yang turut mengeluhkan kondisi pasar yang tidak di satu lokasi itu kebingungan. Sebab jika ingin berbelanja maka harus mondar mandir dari lokasi parit I lama dan pasar dekat Unja.
"Kalau mau belanja itu bingung, sebagian ada di sini, sebagian ada di sana. Terpaksa mondar mandir. Jadinya habis diwaktu," keluhnya.
Dia berharap kepada pemerintah daerah untuk bersikap tegas terhadap para pedagang yang membandel. Bila perlu, tantangnya para pedagang tidak diberikan izin berdagang bila tidak mengikuti peraturan pemerintah.