BPBD Batanghari Ajukan Pembuatan Jembatan Baru di Desa Singkawang
BPBD Kabupaten Batanghari, mengajukan pembangunan jembatan baru di Desa Singkawang, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batangharipada 2020 mendatang.
Penulis: Rian Aidilfi Afriandi | Editor: Teguh Suprayitno
BPBD Batanghari Ajukan Pembuatan Jembatan Baru di Desa Singkawang
TRIBUNJAMBI.COM, MUARABULIAN -BPBD Kabupaten Batanghari, mengajukan pembangunan jembatan baru di Desa Singkawang, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari pada 2020 mendatang.
Hal ini disampaikan oleh Kepala BPBD Kabupaten Batanghari, Nazhar. Ia menyebut bahwa rencana pembangunan jembatan tersebut sudah disetujui dan bakal direalisasikan pada tahun depan.
"Kita dapat kucuran dana hibah dari BNPB sebesar Rp 8 miliar dan beberapa hari yang lalu saya bersama pak bupati sudah melakukan teken MoU di sana," kata Nazhar saat dikonfirmasi, Senin (9/12).
Alasan pembuatan jembatan baru di Desa Singkawang Nazhar menjelaskan bahwa kondisi jembatan tersebut saat ini hampir ambruk setelah diterpa bencana banjir rutin tahunan.
• 12 Kendaraan Dinas DPRD Muarojambi Akan Dilelang, Cocok untuk yang Cari Isuzu Panther
• Pastikan Keluarga Miskin, Dinsos Sarolangun Pasang Stempel Bertuliskan Ini di Rumah Penerima Manfaat
• Prakiraan Cuaca Provinsi Jambi 9-11 Desember 2019, Potensi Hujan Lebat Disertai Petir
• Hearing dengan Dinas Pendidikan Jambi, Dewan Pertanyakan Banyak Kepala Sekolah Berstatus Plt
Ditambah, jika jembatan tersebut sampai rusak tak bisa dipergunakan bakal menghambat perekonomian masyarakat sekitar. Pasalnya jembatan itu merupakan jalan atau akses utama.
"Material jembatan itu kan masih kayu. Jadi kondisinya sekarang hampir ambruk dan bisa membahayakan warga sekitar yang melintas jika tidak diperbaiki," ucapnya.
Pembangunan jembatan tersebut, pada awalnya pihaknya mengajukan dana sekira Rp 13 miliaran dengan lebar 5 meter dan panjang jembatan 30 meter.
"Namun dana yang didapat Rp 8 miliar. Jadi, dengan dana itu lebar jembatannya menjadi 4 meteran," ujarnya.
Dilanjutkan Nazhar, tahun ini pihaknya juga mengajukan pembangunan bronjong di Desa Danau Embat, Kecamatan Maro Sebo Ilir dengan kucuran dana Rp 3,7 miliar.
"Pembangunan bronjong ini lantaran wilayah itu kerap terkena banjir juga dan bisa membahayakan wilayah tersebut jika tak dibangun bronjong. Sekarang pengerjaannya sudah 80 persenan," katanya.
Disamping itu, masih ada pekerjaan rumah yang belum terealisasi dengan pihaknya hingga saat ini. Yakni pembangunan turap di Kecamatan Muara Tembesi.
Dimana, wilayah tersebut sangat berpotensi longsor lantaran berada di bantaran Sungai Batanghari. Selain itu, juga banyak benteng bersejarah pada masa perjuangan.
"Ini PR yang belum terealisasi sampai sekarang. Padahal kita sudah mengajukan proposal ke BWSS Jambi sejak 2016 hingga sekarang. Tapi belum juga diterima oleh mereka," sebut Nazhar.
Menurutnya, pembangunan turap di Kecamatan Muara Tembesi itu membutuhkan dana yang cukup besar, sekira Rp 34 miliar. Ia berharap pembangunan tersebut segera terealisasi secepatnya.
"Agar daerah di sana tidak terdampak longsor. Jika tidak, Kecamatan Tembesi bakal habis," pungkasnya. (*)