Kisah Inspirasi

Melihat Ketimpangan Anak-Anak Flores, Polwan Cantik Ini Dirikan Pondok Baca di Jambi

"Jadi sesimpel itu untuk membuat gebrakan di kalangan anak-anak, kenapa aku nggak bisa. Dan mereka juga yang dorong aku kek coba di sana (Jambi)

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Nani Rachmaini
ist
Nabila, polwan asal Jambi saat melakukan misi pemberian buku dan mengajar ke anak-anak yang ada di Flores, NTT. 

"Di sana tidak ada mall, tidak ada toko buku. Ada satu toko buku terkenal, tapi itu baru percobaan. Dan itu tempatnya kek kios-kios konter HP dan itu lebih kecil lagi, dan itu kondisi cuma spanduk aja," ungkapnya.

Selain kondisi yang minim, harga buku di sana cukup mahal dan sangat jarang orang yang mampu untuk membeli sebuah buku. Kata Nabila untuk sebuah buku gambar yang biasanya di jual dengan harga Rp 15 ribu, di sana di jual dengan harga berkali-kali lipat.

"Buku gambar mewarnai yang biasanya Rp 15 ribuan paling mahal, di sana dijual Rp 50 ribu. Buku novel-novel itu harganya mahal banget, jadi wajar kalo di sana anak-anak exited (bersemangat, red) banget buat baca satu buah buku, karena jadi barang mahal di sana," ceritanya.

Ia menambahkan ceritanya, bahwa di Flores ia menemukan sebuah rumah baca bernama Rumah Baca Akar MD yang juga didirikan oleh seorang perempuan bernama Rianti.

Kata Nabila, Rianti hanya mendirikan rumah baca dengan memanfatkan teras rumah yang menjadi tempat anak-anak menbaca buku.

Pengumuman CPNS Batanghari, 5.120 Berkas Diseleksi, Pelamar Menyanggah Mulai 16 Desember

"Jadi sesimpel itu untuk membuat gebrakan di kalangan anak-anak, kenapa aku nggak bisa. Dan mereka juga yang dorong aku kek coba di sana (Jambi, red) bikin kek gini," terangnya.

Lebih lanjut Ia menceritakan bahwa dalam misinya melihat ketimpangan yang ada juga tampak pada kegigihan anak-anak dalam menimba ilmu.

Deretan Harga HP Mulai Rp 1 Jutaan Hingga 5 Jutaan, Lengkap dengan Spesifikasinya Vivo

Nabila menyebutkan bahwa tidak hanya anak SD, namun anak SMP hingga SMA harus menempuh jarak jauh dengan berjalan kaki demi belajar pada satu bangunan yaitu sekolah.

"Itu di daerah namanya Manggarai, dan Itu yang ngebuat aku, kek-nya nggak bisa kalo anak-anak di jambi didiemin habit-nya sama HP. Kalo bukan kita yang sadarin mereka. Jadi karena keresahan anak-anak yang sudah terlalu efek negatif dari HP, aku bukalah Pondok Baca," pungkasnya.

VIDEO: Keluarga Jokowi Ramai-ramai Nyalon Kepala Daerah

FOLLOW INSTAGRAM TRIBUN JAMBI:

.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved