Kisah Inspirasi
Melihat Ketimpangan Anak-Anak Flores, Polwan Cantik Ini Dirikan Pondok Baca di Jambi
"Jadi sesimpel itu untuk membuat gebrakan di kalangan anak-anak, kenapa aku nggak bisa. Dan mereka juga yang dorong aku kek coba di sana (Jambi)
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Nani Rachmaini
Laporan Wartawan Tribun Jambi Samsul Bahri
TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI - Kata Karsa Pondok Baca yang didirikan oleh Polwan Cantik bernama Dwi Nurcahya Nabila muncul karena keresahan terhadap kehidupan anak-anak saat ini yang membuatnya berontak untuk melakukan sesuatu.
Meskipun awalnya Ia tahu bahwa untuk melakukan suatu gebrakan terhadap anak-anak akan ada banyak rintangan.
Keresahan dirinya tersebut seiring dengan Ia melihat banyaknya anak-anak saat ini hidup dengan gadget.
• Terinspirasi Bung Karno, Nabila Sampai Nangis Aktivitasnya Bikin Relawan Berdatangan
Sementara di usia-usia produktif, kata Dwi semestinya dunia anak-anak ditumbuhi dengan keceriaan-keceriaan bersama teman-teman, keluarga, ataupun melakukan kegiatan-kegiatan yang lebih positif.

"Ini dari keresahan tentang anak-anak di lingkungan sekitar saya. Anak-anak dengan HP itu sudah habit parah. Dari mereka bangun tidur sampai tidur lagi itu mereka main HP," ujarnya.
Mendirikan Pondok Baca ini juga mendapat dorongan kuat ketika dirinya menyelesaikan misi untuk melihat kenyataan dari ketimpangan hidup anak-anak di Nusa Tenggara Timur.
Ia menceritakan bahwa ketimpangan dari kehidupan anak-anak dengan usia produktif sangat jauh dengan di NTT.
• Prediksi Final Sepak Bola SEA Games 2019, 2 Pemain Vietnam Wajib Diwaspadai Timnas Indonesia U22
"Dorongan kuat mendirikan pondok baca itu ketika balik dari Flores. Keadaan anak-anak di sana sangat jauh berbanding terbalik. Di sana yang aku lihat, aku ngeluarin buku satu aja, mereka bisa lari buat ngejar satu buku yang aku buka," ceritanya.
"Ini kita mau beli buku sebanyak apa pun ke anak-anak yang ada di jambi misalnya ngak mempan. Karena mereka bakal milih gadget," ungkapnya.
Saat ditanya alasan apa selain liburan untuk ke Flores, katra Nabila awalnya untuk melakukan kunjungan ke Flores memang ada misi untuk melakukan perbandingan terhadap kehidupan anak-anak di Flores.

"Kita sering liat anak-anak timur kondisi nya seperti apa di TV gitu kan. Jadi penasaran bener atau nggak sih, jadi saat itu memutuskan aku harus ke sana. Aku tipikal tidak ingin hanya mendengar, tapi ingin liat langsung," katanya.
Ia menceritakan bahwa kondisi toko buku di Maggarai, salah satu daerah di Flores sangat minim. Ia
• VIRAL di Medsos Pernikahan Nenek 56 Tahun Bertemu Jodoh, Suaminya Curi Perhatian, Begini Kisahnya
menyebutkan bahwa sebuah merek toko buku terkenal pun, kondisi di sana seadanya.
Namun hal itu menurut warga di sana dengan adanya toko buku sudah menjadi perkembangan di daerah sana.