Kisah Kompi C Sat-81 Diberondong Peluru Sniper, Rekannya Jadi Tameng Hidup Anggota Kopassus
Kisah Kompi C di Saparua ini terjadi saat pasukan gabungan diincar sniper musuh, namun nekat bertempur.
Kisah Kompi C Diberondong Peluru Sniper, Rekannya Jadi Tameng Hidup Anggota Kopassus
TRIBUNJAMBI.COM - Peristiwa ini terjadi di Saparua, Ambon, pada 1999.
Ini tak akan terlupa dari ingatan.
Kisah Kompi C di Saparua ini terjadi saat pasukan gabungan diincar sniper musuh, namun nekat bertempur.
Peluru-peluru sniper berseliweran di sekitar kepala anggota Sat-81 Kopassus, Denjaka Marinir dan Satbravo-90 Paskhas yang dikirim ke sana.
• Tak Mau Menyerah dari Tuntutan KPK, Asiang Bakal Ajukan Pembelaan
Cerita itu tertuang dalam buku Biografi Marsma (Pur) Nanok Soeratno, Kisah Sejati Prajurit Paskhas, yang ditulis Beny Adrian dan diterbitkan PT Gramedia 2013.
Situasi makin buruk
Konflik Ambon menjadi catatan kelam Tanah Air. Konflik SARA meletus dan mengakibatkan korban jiwa.
Situasi semakin buruk, saat gudang senjata Brimob dijarah.
Sejumlah oknum anggota TNI maupun Polri yang desertir, bergabung dalam kerusuhan berdarah itu.
Kemudian, Mabes TNI mengirimkan batalion elite yang terdiri dari Sat-81 Kopassus, Denjaka Marinir dan Satbravo-90 Paskhas.
Mereka ditugaskan selalu bergerak untuk menghentikan baku tembak di titik-titik panas sekaligus mencegahnya meluas.
• Sinopsis Film Fantastic Four Rise of the Silver Surfer di Big Movies GTV Malam Ini, Tayang 22.00 WIB
Tameng hidup prajurit luka
Di sebuah desa, pasukan ini terlibat tembak menembak sengit dengan kelompok perusuh.
Kapten Psk Yudi Bustami yang memimpin kompi itu mengingat, dari cara tembakan dan perlawanan diketahui bahwa kelompok perusuh merupakan orang-orang yang terlatih.