NASIB Korban Penggusuran Tuntut Janji Kampanye Anies Baswedan, Walikota : Mereka Tak Milih
Puluhan warga korban penggusuran di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, meminta Anies Baswedan untuk menepati jan
TRIBUNJAMBI.COM- Puluhan warga korban penggusuran di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, meminta Anies Baswedan untuk menepati janji kampanye sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Mereka menyebutkan bahwa ketika kampanye Anies sempat berjanji untuk tidak melakukan penggusuran.
Menanggapi hal ini, Wali Kota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko justru meminta agar mereka diperiksa datanya, apakah merupakan pemilih atau bukan.
"Cek saja, di daftar pemilih sementara maupun daftar pemilih tetap, mereka ada enggak?" tanya Sigit di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (18/11/2019).
• SEDANG TAYANG Live Streaming PSMS Medan Vs Persita Tangerang, Laga Hidup Mati Demi Semifinal Liga 2
• JATUH BANGUN Mariyadi Duel Dengan Ular Piton Selama Satu Jam, Dikira Kecil Ternyata Panjang 4 Meter
• SEDANG TAYANG LIVE STREAMING Persik Kediri Vs Martapura FC, Asa Macan Putih ke Semifinal Liga 2
Menurut Sigit, para korban penggusuran bahkan tidak mengikuti pemilihan gubernur karena tidak terdaftar.
"Orang ikut pemilu saja enggak kok. Enggak terdaftar di TPS maupun DPT. Itu klaim atas nama pemilih siapa?" kata dia.
Sigit juga mengklaim bahwa penggusuran itu berlangsung damai dan tak ada kericuhan.
"Enggak lah. Enggak ada (ricuh). Damai, sampai saat ini pun damai. Sesuai sudah dikomunikasikan lebih dari dua bulan dan itu sepengetahuan mereka untuk penataan dan pembongkaran itu," tuturnya.
• MTQ ke-49, ASN dan Honorer Pemkab Bungo Diminta Kenakan Pakaian Muslim
• Baru Saja Dihibahkan ke Kementerian Pendidikan, Kawasan LPMP Akan Digusur untuk Pelebaran Jalan
Pemerintah Kota Jakarta Utara dibantu 1.500 personel gabungan dari kepolisian, satpol PP dan PPSU melakukan penertiban bangunan di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII, Kamis (14/11).
Penertiban tersebut berujung bentrok karena warga mempertahankan bangunan mereka yang sudah ditinggali sejak puluhan tahun tersebut.
Warga juga meminta agar tidak digusur karena dulunya sudah mendukung Anies dalam Pemilihan Gubernur tahun 2017.
"Kami semua pendukung Anies, tapi kenapa digusur? Katanya dulu tidak ada penggusuran saat kampanye," kata salah seorang warga, Subaidah.
• Cara Pacaran Andika Pratama dan Ussy Sulistiawaty, Beri Nafkah Sejak Belum Menikah untuk Latihan
• Satpam di Cipayung Nekat Bakar Diri, Istri Minta Cerai, dan Tak Sanggup Bergaya Hidup Mewah
Subaidah mengatakan, hampir semua warga Madura yang bermukim di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII mendukung Anies saat Pilkada lalu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Korban Penggusuran Sunter Mengaku Pendukung Anies, Wali Kota: Mereka Tak Ikut Pemilu"
Penulis : Ryana Aryadita Umasugi
Editor : Sandro Gatra
Bertahan Setelah Penggusuran, Warga Sunter Agung Bangun Gubuk Kayu di Sekitar Lokasi
Warga yang terkena penggusuran di Jalan Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara membangun gubuk di sekitar lokasi.
Gubuk-gubuk itu berfungsi sebagai tempat mereka tidur dan beristirahat sambil menyaksikan pembongkaran rumah-rumah lama mereka.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi pada Senin (18/11/2019), beberapa material gubuk tersebut dibuat dari sisa-sisa penggusuran.
Bangunan-bangunan ini tepat berada di seberang puing-puing rumah mereka yang lama.
Hasan Basari (53) adalah salah seorang warga yang membangun pondokan tersebut.
"Setelah digusur saya tinggal di sini (menunjuk gubuknya), baru selesai kemarin ini," kata Hasan kepada Kompas.com Ia memilih tinggal di lokasi tersebut karena tidak ada rumah lain yang bisa ia tinggali.
• Wooyeop & Taeseon TRCNG Gugat TS Entertainment, Kasus Kekerasan dan Pemerasan
• RAMAI Penolakan Ahok BTP Jadi Bos BUMN, Istana Beber Peran Presiden Jokowi Pada Pemilihan Pejabat
• Kelakuan Janda Makeup Tebal Kadali Pacar Suguhkan Benda Ini hingga Bisa Tipu Rp 17 Miliar
Gubuk yang dibangun Hasan terbuat dari balok-balok kayu dengan ukuran 2x2 meter.
Atapnya terbuat dari terpal yang disanggah rangkaian kayu. Gubukan tempat Kuswati (52) berisitirahat jauh lebih parah.
Gubuk itu dibuat dari tumpukan palet kayu yang diatasnya ditutupi triplek.
Tinggi gubuk Kuswati lebih kurang 1,5 meter.
Ia hanya bisa duduk dan rebahan di gubuknya itu.
"Di sini banyak anak kecil. Dibongkar gini kan kasihan, kalau kita mah yang sudah besar enggak apa-apa," tuturnya sambil menunjuk salah satu cucunya yang ada dalam gubuk tersebut.
Kuswati mengaku, ia sudah tinggal di lokasi tersebut sejak tahun 1986.
Untuk bertahan hidup ia bekerja serabutan.
Mulai dari buruh cuci, hingga membongkar palet-palet kayu.
"Ini begini sudah enggak ada penghasilan. Sudah berhari-hari juga enggak mandi," tutur Kuswati.
Salih Halimah (42) warga lainnya mengaku tetap akan bertahan di lokasi tersebut.
"Ya kalau enggak di sini mau di mana lagi," tuturnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Jakarta Utara dibantu 1.500 personel gabungan dari kepolisian, Satpol PP dan PPSU melakukan penertiban bangunan di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII, Kamis.
Penertiban tersebut berujung bentrok, karena warga mempertahankan bangunan mereka yang sudah ditinggali sejak puluhan tahun tersebut.
Camat Tanjung Priok Syamsul Huda menegaskan upaya dilakukan pemerintah bukan penggusuran, tetapi penataan dan penertiban bangunan yang tidak sesuai dengan fungsinya.
"Kita melakukan penataan, bukan penggusuran," tegas Syamsul.
Penataan itu dilakukan untuk mendukung program pemerintah menormalisasi saluran air sepanjang 400 meter dengan lebar sekitar enam meter.
Wilayah tersebut rawan terjadinya genangan saat musim hujan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bertahan Setelah Penggusuran, Warga Sunter Agung Bangun Gubuk Kayu di Sekitar Lokasi"
Penulis : Jimmy Ramadhan Azhari
Editor : Jessi Carina