TREN Baru Kelompok Teroris, Tak Hanya Suami, Anak dan Istri Ikut Aksi Terora
Ada tren baru dalam kelompok teroris di Indonesia. Tak hanya suami yang melakukan aksi teror
TRIBUNJAMBI.COM- Ada tren baru dalam kelompok teroris di Indonesia. Tak hanya suami yang melakukan aksi teror, namun juga mengajak istri dan anak-anak mereka.
Demikian diungkapkan oleh Deputi Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT) Irfan Idris usai mengisi diskusi di bilangan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (16/11/2019).
"Kalau dulu, (hanya) laki-laki atau sang suami yang ikut (dalam aksi teror) dan tidak membawa banyak pengaruh dengan membawa anak dan istri," ujar Irfan.
• Kronologi Istri dan Anak Artis Eza Gionino Dapat Ancaman Pembunuhan,Berujung Laporan ke Polisi!
• Walikota Sy Fasha Apresiasi Atlet Muaythai Kota Jambi di Porwil Bengkulu, Janjikan Bantuan PON 2020
• Dua Remaja Tewas Tenggelam di Danau Bandara Sultan Thaha Jambi, Basarnas Harus Selami hingga 7 Meter
"Tapi sekarang, istri diajak suami. Suami juga mengajak anak,"lanjut dia.
Tren ini dapat dilihat dari setidaknya dua peristiwa teror yang terjadi di Sibolga, Selasa, 12 Maret 2019 dan rentetan serangan bom bunuh diri di Surabaya pada pertengahan Mei 2018.
Bom Sibolga dilakukan oleh seorang istri terduga teroris. Sang suami sudah ditangkap dan tim Densus 88 Antiteror Polri berupaya menggeledah kediamannya.
• Kehadiran Fadhil Arief di Mukerwil IV PPP Jadi Sinyal Kuat Dukungan Partai Kabah
• BERGULAT Dengan Buaya Panjang 2,8 M, Pria Ini Selamat Usai Berhasil Congkel Mata Hewan Predator Itu
• Ini Masalah yang Diprediksi Terjadi Setelah Ahok Masuk BUMN, Rizal Ramli Beber Soal Ini!
Namun sang istri tidak mau membuka rumah dan akhirnya meledakkan bom yang juga terdapat anak- anaknya.
Sementara, bom di Surabaya yang melibatkan keluarga, yakni tepatnya pada peristiwa bom di GKI Diponegoro. Bom bunuh diri diketahui diledakkan seorang wanita yang menggandeng dua anaknya.
Selain itu, ada pula peristiwa bom di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo. Tiga orang tewas dalam aksi itu, yakni seorang istri terduga teroris beserta anak tertuanya.
• Bertemu Teman Baru di AJang Nasional, Nurjana Belajar Menghargai Perbedaan
• Penyakit Demam Babi Afrika (ASF) Mewabah, Sungai Darah Muncul, Bangkai Babi Menumpuk di Truk
• Jadi Surga Wisata, Pengunjung Kerinci Terus Meningkat Setiap Tahun
• SEDANG BERLANGSUNG Semifinal Hong Kong Open 2019 Jonatan Christie vs Anthony Sinisuka Ginting
Irfan melanjutkan, tren baru ini juga tidak lepas dari pemahaman radikalisme yang berkembang saat ini di kelompok-kelompok teroris beserta kelompok-kelompok turunannya.
"Intinya jihad itu diarahkan satu makna, tafsiran hijrah diarahkan satu makna, tafsiran thogut diarahkan satu makna. Dan tafsiran kafir itu dipaksakan ke semua orang, bukan hanya polisi," tambah Irfan.
Koordinasi Penanganan Terorisme di Bawah Komando Ma'ruf Amin
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memanggil Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan, dan Kepala BNPT membahas strategi penanganan terorisme.
Selesai rapat, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyatakan, dalam rapat tersebut disimpulkan bahwa penanganan terorisme tak hanya bisa dilakukan lewat satu kementerian atau lembaga.
"Jadi perlu ada upaya preventif, kemudian upaya penegakan hukum, dan lain-lain, tetapi ini diperlukan kegiatan lintas sektoral bukan hanya satu," ujar Tito di Kantor Wapres, Jakarta, Jumat (15/11/2019).