Kota Jambi Kekurangan Apoteker, Hanya Separuh Puskesmas Induk yang Miliki Apoteker
Keberadaan Puskesmas di Kota Jambi masih banyak yang belum memiliki tenaga apoteker.
Penulis: Rohmayana | Editor: Teguh Suprayitno
Kota Jambi Kekurangan Apoteker, Hanya Separuh Puskesmas Induk yang Miliki Apoteker
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Keberadaan Puskesmas di Kota Jambi masih banyak yang belum memiliki tenaga apoteker. Padahal, keberadaan apoteker tersebut sangat penting dalam pemberian layanan kesehatan, khususnya obat-obatan.
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jambi, saat ini terdapat sekitar 20 Puskesmas induk. Namun, hingga kini tidak sampai 50 persen Puskesmas memiliki apoteker.
“Kita masih mencari solusi untuk mengatasi hal ini,” sebut Taufk, selaku Kabid Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinkes Kota Jambi.
Lanjtunya, adapun alasan kurangnya tenaga apoteker di Kota Jambi. Dikarenakan dalam penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), formasi apoteker masih minim.
• Basarnas Turunkan Tim dan Alat Selam, Evakuasi Bocah Tenggelam di Kolam Bandara Sultan Thaha Jambi
• Mendokumentasikan Heritage Lewat Tulisan di Festival Media AJI
• Founder Drone Emprit: Data Cagar Budaya Masih Berserakan
“Idealnya itu 1 apoteker 1 Puskesmas. Lulusan apoteker ada, tapi untuk penerimaannya itu belum ada formasinya,” jelas Taufik.
Adapun dampak dari kekurangan apoteker ini, dikatakan oleh Taufik, ketika pembelian obat tidak begitu memahami obat yang seharusnya diperlukan oleh seorang pasien. “Jadi kalau ada apoteker kan mereka paham, ini obat apa dan itu obat apa,” katanya.
Selain itu Taufik mengatakan, peran apoteker sangat penting sebagai penaggung jawab obat. Selain itu, perannya bisa bertambah sebagai manjerial apotek.
Sementara, Muslim anggota Komisi IV DPRD Kota Jambi yang membidangi kesehatan mengaku hal ini perlu ditanggapi secara serius. Sebab jika tidak memilik apoteker bagaiaman bisa memberikan pelayanan yang baik.
“Ini perlu ditanggapi serius tentunya. Sebab, berkaitan dengan pemberian obat ini tidak bisa sembarangan orang. Harus mereka (apoteker,red) yang benar-benar memahami dunia obat-obatan ini,” singkatnya. (Rohmayana)