Siapa Sebenarnya Ayah dari Djaduk Ferianto? Bukan Orang 'Sembarangan' di Yogyakarta dan Keraton
Walaupun lahir dari keluarga ningrat, keluarga tersebut harus menghadapi kenyataan hidup yang sulit akibat dari hukuman Kuranthil
Hukuman tersebut dijatuhkan oleh Keraton Yogyakarta kepada G.P.H Djuminah karena putra mahkota Sri Sultan Hamengkubuwono VII itu melakukan pembelotan.
Ayahnya yang pelukis wayang dan penulis aksara Jawa, kurang mampu menopang kehidupan keluarga. Bagong harus melakoni berbagai pekerjaan seperti menambal ban dan jadi kusir andong.
Bagong Kussudiardja menikah dengan perempuan bernama Soetina.
Dari pernikahannya tersebut, Bagong memiliki tujuh orang anak yakni Ida Manutranggana, Elia Gupita, Rondang Ciptasari, Otok Bima Sidharta, Butet Kertaradjasa, Purbasari Ayuwangi, dan Djaduk Ferianto.
Tiga anak dari Bagong mengikuti jejaknya untuk terjun ke dunia seni. Keduanya adalah Otok Bima Sidharta, Butet Kertaredjasa dan Djaduk Ferianto.
Otok merupakan anak laki-laki Bagong. Otok merupakan musisi gamelan yang juga belajar melukis secara otodidak.
Salah satu lukisannya berjudul Dibawah Kekuasan Gareng.
Butet Kertaredjasa merupakan seorang pemain teater sekaligus pelawak yang dikenal luas oleh masyarakat. Kini, Butet menjadi orang yang memimpin Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK).
Sedangkan Djaduk Ferianto merupakan salah satu anggota dari kelompok musik Kua Etnika, musik humor Sinten Ramen, dan Teater Gandrik. Djaduk banyak menggarap musik untuk sinetron, jingle iklan, musik untuk pentas teater dan lainnya.
Pasca meninggalkan Soetiana, Bagong Kussudiardja menikah lagi dengan seorang perempuan bernama Yuli Sri Hastuti. Bagong menikahi Yuli Sri Hastuti pada tahun 2003 yakni setahun sebelum dirinya meninggal dunia.
• Daftar Karya dan Penghargaan Arswendo Atmowiloto, Penghormatan Terakhir untuk Sarwendo
• Siapa Sebenarnya Arswendo Atmowiloto? Budayawan yang Dikabarkan Meninggal, Ternyata Tidak