Memasuki Musim Hujan, BPBD Tanjab Barat Ingatkan Warga di Daerah Rawan Banjir untuk Waspada
Pasca musim kemarau dan memasuki musim penghujan, masyarakat dan nelayan diimbau mewaspadai curah hujan yang tinggi disertai angin kencang.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Teguh Suprayitno
Memasuki Musim Hujan, BPBD Tanjab Barat Ingatkan Warga di Daerah Rawan Banjir untuk Waspada
TRIBUNJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL - Pasca musim kemarau dan memasuki musim penghujan, masyarakat dan nelayan diimbau mewaspadai curah hujan yang tinggi disertai angin kencang.
Tingginya curah hujan dapat berdampak naiknya debit air sehingga dapat menyebabkan banjir. Selain itu yang perlu diwaspadai yaitu turunnya hujan yang berpotensi angin kencang.
Memasuki dasarian pertama atau musim penghujan, masyarakat diimbau untuk mewaspadai curah hujan yang cukup tinggi disertai angin kencang.
Imbauan itu disampaikan Kosasih, Kepala Pelaksanaan BPBD Tanjab Barat kepada Tribunjambi.com. Dikatakannya, di Kabupaten Tanjung Jabung Barat terdapat daerah yang rawan banjir.
• Lewati Sembilan Negara, Mantan Anggota Dewan Merangin Kumpulkan 1.063 Pesan Cinta untuk Ibu
• Sabu Ketinggalan di Bungkus Rokok, Gembong Narkoba dari Sumsel Dibekuk di Sarolangun
• VIDEO: Detik-detik Polantas di Sumut Nyaris Duel dengan Pengendara yang Tak Mau Ditilang
Berikut daerah yang rawan banjir, Kecamatan Batang Asam yaitu Desa Tanjung Bojo, dan Desa Kampung Baru
Kecamatan Renah Mendaluh, di Desa Muara Danau.
Kecamatan Tungkal Ulu, di Desa Pelabuhan Dagang, dan Kuala Dasal.
Kecamatan Muara Papalik, yaitu Desa Lubuk Sebontan, Dusun Mudo, Desa Sungai Pauh, dan Desa Intan Jaya.
"Daerah rawan longsor di Kecamatan Pengabuan, tepatnya di Kelurahan Teluk Nilau. Kemudian Kecamatan Senyerang, Desa Desa Ketapang," tuturnya.
Meskipun tidak terlalu berdampak di laut, Kosasih mengingatkan agar para nelayan tetap berhati-hati dan mempersiapkan alat keselamatan.
Kepada Camat, kades dan lurah dia berharap dapat menjalin koordinasi serta mengingatkan warganya agar senantiasa waspada, terlebih daerah-daerah rawan.
Sementara itu, pasca tugas lapangan dalam satgas karhutla dan untuk menjaga kesehatan dengan pelenturan otot petugas Kosasih mengajak rutin berolahraga. Sehingga kesiapsiagaan dapat diciptakan serta menjalin kerjasama dan kebersamaan.
"Olahraga itu penting, selain untuk kesehatan, disitu terjalin sinergitas antar petugas, kebersamaan dan kekompakan," katanya.
Sebelumnya, status siaga darurat Karhutla sudah diturunkan sejak tanggal 20 oktober lalu. Sebab api juga tidak ada.
Kendati demikian pihaknya mengajak masyarakat untuk terlibat langsung dalam menjaga lingkungan. (Darwin Sijabat/ Tribunjambi.com)