GEMAR Makan Siput, Sempat Diduga Idap Tumor Otak Ganas, Otak Pria Ini Ternyata Dimakan Cacing Pita

Seekor cacing pita sepanjang 12 cm setelah dilaporkan diangkat setelah memakan otak pria di China selama 15 tahun terakhir. Wang Lei pertama kali mera

Editor: rida
Ilustrasi 

Guo kemudian melanjutkan, dia mewant-wanti publik supaya sebelum menyantap siput, kodok, hingga ular memasaknya dengan benar.

Pemkab Batanghari Belum Cabut Status Tanggap Darurat Karhutla, Meski Batanghari Sudah Diguyur Hujan

SEPULUH Cara Eksekusi Mati Paling Kejam di Dunia, No 5 Dimasukan Kandang Hewan Buas: Begini Kisahnya

PENJELASAN Puslabfor Polri Soal Penyebab Septic Tank Meledak Sehingga Tewaskan Petugas Sedot WC

"Selain itu, diharuskan untuk tidak meminum air dari sungai kecuali sudah dimasak," ujarnya. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Selama 15 Tahun, Otak Pria di China Dimakan Cacing Pita Sepanjang 12 Cm"

Penulis : Ardi Priyatno Utomo
Editor : Ardi Priyatno Utomo

Seorang Remaja India Meninggal karena Invasi Cacing Pita di Otak

Seorang remaja 18 tahun dilarikan ke UGD sebuah rumah sakit India karena kejang.

Setelah diperiksa, ia ternyata memiliki parasit di otak. SKIP Dalam laporan kasus yang ditulis Drs. Nishanth Dev dan S. Zafar Abbas dari ESIC Medical College and Hospital di Faridabad, remaja itu sempat mengalami kejang tonik klonik dan mata kanannya bengkak.

Laporan ini terbit di New England Journal of Medicine, Kamis (28/3/2019), Menurut keterangan orangtuanya, anaknya mengeluh sakit di pangkal paha kanan selama seminggu.

Untuk mempelajari kondisi remaja itu, tim medis melakukan pemeriksaan MRI dan ternyata kerusakan disebabkan oleh kista di korteks serebral (mantel luar jaringan otak) serta batang otak, termasuk otak kecil yang ada di belakang kepala di atas sumsum tulang belakang.

Melansir CNN, Jumat (29/3/2019), remaja itu didiagnosis mengalami neurocysticercosis, peyakit parasit otak yang disebabkan telur cacing pita.

Larva merangkak keluar dari telur dan masuk ke jaringan otot dan otak, tempat mereka membentuk kista.

Para dokter juga menemukan kista di mata kanan dan testis kanan pasien, yang membuat pangkal pahanya kesakitan.

Karena jumlah dan lokasi kista yang rawan, dokter memutuskan tidak mengobati remaja itu dengan obat antiparasit karena dikhawatirkan akan memperburuk pendarahan dan peradangan otak, juga risiko hilangnya penglihatan.

Sebagai gantinya, pasien diberi obat antiinflamasi, deksametason, dan obat antiepilepsi. Namun remaja itu tak berhasil diselamatkan.

Dua minggu setelah kedatangannya ke UGD, pasien dinyatakan meninggal dunia.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved