Menteri Pertahanan Prabowo Subianto Akan Dipanggil Komisi I, Pengamat Minta Cecar 2 Hal

Peneliti Senior Imparsial, Anton Aliabbas, menanggapi agenda Komisi I DPR RI terkait Prabowo Subianto.

Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo berjabat tangan dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto usai pelantikan Menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). 

"Sangat luar biasa, setelah lima tahun berkuasa, Jokowi masih belum bisa tenang berada dalam kandang singa di Jakarta," ujarnya.

Pendapat yang sama disampaikan oleh Zachary Abuza, Professor di National War College, di Washington, DC.

"Dia (Jokowi) sedang menghadapi banyak masalah yang datang dari segala arah," kata Zachary.

"Dia tidak mengira dirinya akan diprotes besar-besaran oleh kelompok pendukungnya sendiri," sambungnya.

Kebijakan Jokowi memasukkan Prabowo dalam Kabinet Indonesia Maju dianggap naif oleh Zachary.

Latar belakang Prabowo membuat Zachary khawatir terhadap wacana melibatkan militer dalam memberantas terorisme di Indonesia.

Menurutnya militer tidak begitu berperan penting dalam strategi pemberantasan terorisme di Indonesia.

"Suksesnya kontra-terorisme di Indonesia adalah hasil kerja keras kepolisian dan badan intelijen, yang dikuasai sipil bukan militer," ungkap pria yang merupakan ahli dalam studi terorisme di wilayah Asia Tenggara.

Brian Harding mengerti Jokowi berada di posisi yang sulit, dia berharap Indonesia bisa membuat reformasi ekonomi yang berani dan meningkatkan keterlibatan Indonesia dalam dunia internasional.

Ia juga berharap Indonesia dapat menjadi wajah bagi penegakan demokrasi dan HAM di kawasan dan Global.

Rekam Jejak Masalah HAM Prabowo

Pengamat AS: Bergabungnya Prabowo Gambarkan Kesulitan Jokowi Mengemban Mandat
Pengamat AS: Bergabungnya Prabowo Gambarkan Kesulitan Jokowi Mengemban Mandat (Capture Youtube VOA Indonesia)

Prabowo Subianto dianggap menjadi masalah, lantaran latar belakang masa lalunya saat mengabdi di militer.

Dikutip dari bbc.com, Prabowo  pernah ditolak masuk ke Amerika pada Maret 2014 ketika hendak menghadiri wisuda puteranya, 23 oktober 2017.

Nama Prabowo masuk dalam daftar hitam Amerika karena dirinya dinilai melakukan pelanggaran HAM.

Saat bertugas di Timor Timur, Prabowo menjadi komandan sebuah grup yang bertugas dari 1978-1979.

Lalu Prabowo kembali tersandung kasus di ujung kekuasaan Soeharto.

Kala itu, dirinya menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus yang dituding terlibat penculikan aktivis.

Brian Harding mengatakan nama Prabowo terkenal tapi dalam artian negatif.

"While Ryamizard is not well known in US, but Prabowo certainly is but not for the right context (nama Ryamizard tidak begitu dikenal di Amerika Serikat, namun nama Prabowo dikenal tapi karena hal buruk-red)," ucap Brian.

Namun, semua pandangan dari Amerika Serikat tentang masa lalu Prabowo yang dianggap mengerikan itu langsung dibantah oleh pendukung sang Ketum Gerindra.

Menurut mereka, apabila Prabowo benar-benar terlibat dalam kasus pelanggaran HAM, maka tidak mungkin Prabowo bisa beberapa kali maju sebagai capres.

Para pendukung Prabowo menyebut bahwa isu HAM adalah lagu lama yang selalu digaungkan untuk menjatuhkan Prabowo.

Video selengkapnya dapat dilihat mulai menit awal:

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Setelah Jadi Menhan, Prabowo Kini Diizinkan Masuk Amerika


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Komisi I Akan Panggil Menhan Prabowo Subianto Rapat di DPR, 2 Hal Ini Jadi Sorotan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved