Kasus Pembunuhan PNS PUPR
PELAKU Pembunuh Wanita PNS PU yang Jasadnya Dicor Semen Bertingkah Aneh: Tiap Malam Teriak-Teriak
TRIBUNJAMBI.COM, PALEMBANG -- Kasus pembunuhan sadis yang menimpa PNS kementerian PU Palembang, Apriyanita (50),
Motif Pembunuhan
Apriyanita ditemukan tewas dicor semen di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat, Jumat (25/10/2019).
• Motor Bekas Rp 5 Jutaan, Yamaha Jupiter, Honda Blade, Honda Supra X, Suzuki Skywave
Ternyata utang piutang dari bisnis jual beli mobil menjadi motif pembunuhan terhadap.
Saat ditemui di Unit 1 Subdit III Jatanras Mapolda Sumsel, tersangka Yudi Tama Redianto (41), mengaku tega membunuh korban lantaran tak tahan terus ditagih utang oleh korban.
"Utang itu berawal dari tanggal 26 Agustus 2019. Saat itu saya menawari ada lelang mobil di Jakarta. Mobil jenis innova tahun 2016. Harganya Rp 145 juta," ujar Yudi.
• LIVE Streaming MotoGP Australia 2019 Siaran Langsung Trans 7 Jadwal Race Hari Minggu 27 Oktober 2019
Yudi Tama Redianto (41 tahun), mengungkapkan motif membunuh Apriyanita, PNS Kementerian PU.
Namun bukannya dibelikan mobil, uang tersebut justru dihabiskan tersangka untuk berfoya-foya.
Sementara korban terus menagih agar uangnya dikembalikan.
"Mobilnya tidak ada," ujar Yudi.
Dari total Rp 145 juta, tersangka mengaku sempat mengembalikan uang Rp 50 juta secara berangsur ke korban.
Puncaknya pada tanggal 8 Oktober 2019, korban kembali menagih uangnya.
• Tak Dapat Jatah Menteri di Kabinet Jokowi, Wasekjen Hanura: Ada Wamen Kayak Bagi-bagi Kekuasaan Saja
Kali ini korban meminta uang sebesar Rp 35 juta.
Sedangkan tersangka mengaku hanya memiliki uang sebesar Rp 15 juta.
"Sebenarnya dia (korban) tidak marah sih, cuma bilang yud, saya butuh uang besok. Bayar utang kamu Rp 35 juta. Tapi saya cuma punya uang Rp.15 juta," ujarnya.
Merasa tak tenang karena ditagih utang, tersangka lantas menghubungi pamannya, Novi atau biasa disapa tersangka dengan panggilan Acik.
• Deretan Motor Bekas Rp 3 Jutaan, Suzuki Thunder, Honda BeAT, Yamaha MX, Yamaha Mio
Dari situlah tersangka mendapat saran untuk menghabisi nyawa korban.