Sempat Bekerja Sebagai Menteri Sosial Sambil Gendong Anak, Siapa Sebenarnya Rusiah Sardjono?
Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Desember 1964 dengan judul asli Ibu Rusiah Sardjono, S.H., Menteri Sosial.
Di Banjarmasin dan di Irian Barat mereka ikut berdemonstrasi terjun. Seratus orang disalurkan ke tambang-tambang batu bara Ombilin.
Rupa-rupanya mereka di sana demikian memuaskan sehingga pihak pertambangan memasukkan ‘order’ lagi, 100 kepala keluarga.
Ada yang masuk KKO korps musik, Kodam Jaya, Kepolisian, dsb. Ribuan yang dikirim semua kekurangan tenaga kerja sekarang mencapai over-produksi.
Di sana ada yang dipilih menjadi anggota DPRD dan malahan diusulkan menjadi anggota DPRD tingkat 1 di Bengkulen.
Menurut Bu Rusiah, urbanisasi merupakan sebab utama wanita tuna susila. Orang desa pergi ke kota, tak ada pekerjaan sehingga karena tekanan ekonomi mereka memilih jalan sesat.
Eks-penghuni Mulia Jaya, Pasar Rebo, tempat penampungan para tunasusila banyak yang disalurkan ke Sungai Jelawat, Kalimantan Barat di man amereka memulai hidup baru.
Seirng kali dengan kawan hidup yang berkedudukan baik juga. 40 orang yang mencatatkan diri sebagai sukarelawati.
Untuk rehabilitasi wnaita tunasusila di Balikpapan agak unik. Antara lain Pancatunggal dan Front Nasional juga ikut aktif.
Pengantin eks-tunasusila harus mengucapkan janji di muka Front Nasional.
“Dalam segala macam rehabilitasi juga dengan orang-orang cacat, yang penting ialah soal job-placement.” Menurut Bu Rus.
“Apa gunanya dididik, kalau kemudian dilepaskan begitu saja. Maka kami sering menganjurkan pada pabrik-pabrik untuk ikut menolong usaha kami dengan menampung orang-orang ini.
Sementara ini sudah 17.800 orang yang dididik dan disalurkan ke mana-mana. Maksud kami, bukan menyebar kemelaratan, tetapi terutama menanam benih-benih baru dalam masyarakat.”
Beberapa waktu yang lalu telah diadakan seminar rehabilitasi para tunanetra di mana mereka sendiri untuk pertama kali aktif diikutsertakan.
Tujuannya supaya mereka berusaha menolong diri sendiri dan bukan menunggu-nunggu welas kasih orang lain.
Ibu Rusiah yang dilahirkan pada tanggal 22 Juni 1919 di bawah bintang Cancer, rupa-rupanya tak suka menonjolkan diri.