Jokowi Effect setelah Pelantikan Presiden, Banyak yang Tak Sadar Fenomena Ini 'Bekerja' pada 2014

Apa itu Jokowi effect dan bagaimana fenonena itu 'bekerja'? Banyak orang yang tidak menyadarinya.

Editor: Duanto AS
DOKUMENTASI WARTAWAN ISTANA KEPRESIDENAN
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto selfie dengan wartawan seusai keduanya bertemu di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (11/9/2019). 

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat melemah dari 11.309 menjadi 11.342.

Presiden Joko Widodo dalam pidato pertamanya usai pelantikan yang dilakukan di Gedung DPR/MPR pada Minggu (20/10/2019).(KOMPAS TV)
Presiden Joko Widodo dalam pidato pertamanya usai pelantikan yang dilakukan di Gedung DPR/MPR pada Minggu (20/10/2019).(KOMPAS TV) (kompas.com)

Rekam jejak Jokowi effect

Joko Widodo pertama kali dikenal oleh masyarakat luas setelah ia mulai menjabat sebagai Wali Kota Surakarta (Solo). Dengan gaya kepemimpinan yang dianggap pro-rakyat dan berani menghadapi pejabat regional yang kuat, ia berhasil mengubah kota Solo dari kota menjadi pusat seni dan budaya regional. Berkat rebranding yang dilakukannya, kota Solo berubah menjadi kota pariwisata, budaya, dan batik, dengan motto The Spirit of Java. Ia juga dikenal karena berhasil merelokasi pedagang kaki lima melalui pendekatan yang "memanusiakan manusia" karena tidak memaksa menggusur pedagang dan mengedepankan dialog dan makan siang bersama. Infrastruktur kota diadakan, seperti bus Batik Solo Trans dan bus tingkat Werkudara. Berkat pencapaiannya ini, pada tahun 2010 ia terpilih lagi dengan persentase suara sebesar 90,09%.[15]

Berkat rekam jejak itu, Jokowi diminta untuk menjadi calon Gubernur DKI Jakarta dalam pilkada Jakarta 2012.

Pasangan ini awalnya tidak diunggulkan dan Lingkaran Survei Indonesia memrediksikan Fauzi Bowo akan memenangkan pilkada dalam satu atau dua putaran. Namun, secara mengejutkan Jokowi berhasil memimpin pilkada putaran pertama dengan jumlah suara sebesar 42,60%.

Beberapa kekuatan Jokowi dalam kampanye "Jakarta Baru"nya adalah pendekatan langsung kepada rakyat, branding yang kuat dengan mengenakan baju kotak-kotak, dan pemanfaatan YouTube dan media sosial secara maksimal. Selain itu, setelah terpilih, Jokowi dikenal karena sering melakukan "blusukan" atau mendatangi langsung masyarakat untuk menjelaskan programnya sekaligus memperoleh masukan dari mereka.

Popularitas Jokowi makin melejit. Dia menjadi tokoh nasional.

Popularitas dan tren elektabilitas Jokowi juga dikatakan dapat mengubah peta politik nasional dalam pemilihan umum tahun 2014.

Jokowi diyakini dapat meningkatkan suara PDIP dalam pemilu legislatif tahun 2014. Bahkan, menurut beberapa lembaga survei seperti Charta Politika, bila PDIP mendeklarasikan Jokowi sebagai calon presiden sebelum pemilu legislatif, suara PDIP dapat menembus 30%, tapi ternyata tak sampai jumlah itu.

Efek ekonomi

Pada awal 14 Maret 2014, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah ke angka 4.693,81 karena sentimen negatif dari bursa saham regional akibat melemahnya data ekonomi Republik Rakyat Tiongkok dan memanasnya kembali krisis Ukraina 2014.

Namun, setelah Jokowi dideklarasikan sebagai calon presiden dari PDIP pada hari yang sama, pasar modal bereaksi secara positif dan IHSG melesat 152,47 poin menjadi 4.878,64, atau naik 3,23%.

Selain itu, penanam modal asing masuk kembali dengan aksi beli bersih sekitar Rp 1,9 triliun, sementara nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat menguat hingga 11.386.

Terdapat beberapa faktor yang membuat pasar menanggapi Jokowi dengan positif.

Pertama-tama, ia dikenal sebagai orang yang bersahabat dengan pasar dan kepemimpinannya di Solo dan Jakarta dianggap profesional, konsisten, dan pro-rakyat.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved