Gelagat Kim Jong Un Merencanakan 'Operasi Besar' Menyerang Dunia, Pilih Berkuda ke Gunung Suci
Sejumlah pihak meyakini jika Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un merencanakan operasi besar untuk menyerang dunia.
TRIBUNJAMBI.COM - Gelagat Kim Jong Un Merencanakan 'Operasi Besar' Menyerang Dunia, Pilih Berkuda ke Gunung Suci.
Sejumlah pihak meyakini jika Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un merencanakan operasi besar untuk menyerang dunia.
Baru-baru ini, pembantu Kim Jong Un meyakini jika pemimpin Korea Utara tersebut memiliki Operasi Besar.
Sebelumnya, melalui kantor berita KCNA mengatakan dalam sebuah laporan menampilkan foto-foto Kim Jong Un menunggangi kuda putih ke Gunung paling suci di Korea Utara.
Dalam foto yang KCNA rilis, Kim terlihat menunggang kuda putih besar melewati ladang bersalju dan hutan di Gunung Paektu, tanah air spiritual Dinasti Kim, bersama dengan adik perempuannya dan para pembantunya.
"Pawai menunggang kuda di Gunung Paektu adalah peristiwa besar yang sangat penting dalam sejarah revolusi Korea," kata KCNA seperti dikutip Reuters.
• Posisi Prabowo Subianto Bisa Gantikan Maruf Amin Jika Masuk Kabinet, Rocky Gerung: Secara Politik
• Peramal Ini Sebut Reino Barack Tak Lama Lagi Bisa Tinggalkan Syahrini Jika Tak Kuat Komentar Orang
• Ketika Nikita Mirzani Harus Memilih Antara Barbie Kumalasari atau Rosa Meldianti, Siapa Dipilihnya?
• Sengsara Makan Tanpa Lauk hingga Sudah Siapkan Kain Kafan, Nasib 2 Artis Cantik Ini Hidupnya Tragis
"Setelah menyaksikan momen-momen besar pemikirannya di puncak Gunung Paektu, semua pejabat yang menyertainya yakin dengan emosi dan kegembiraan yang meluap bahwa akan ada operasi besar untuk menyerang dunia dengan penuh keajaiban lagi dan membuat langkah maju dalam revolusi Korea," sebut KCNA.

Tidak jelas, operasi apa yang mungkin Korea Utara lancarkan.
Tapi, Kim sering melakukan perjalanan ke gunung suci pada saat-saat akan mengeluarkan kebijakan utama.
Televisi pemerintah KCTV menampilkan presenter terkenal Ri Chun Hee yang menggambarkan perjalanan Kim sebagai "bersejarah" dan gunung itu "sumber kekuatan yang tidak ada habisnya" dalam nada bombastis yang khas.
Menurut Joshua Pollack, Ahli Korea Utara di Institut Studi Internasional Middlebury, California, simbolisme itu menegaskan Korea Utara menentang sanksi internasional dan tekanan terhadap senjata nuklir dan program rudal balistiknya.
"Ini adalah pernyataan, simbol dari pembangkangan," kata sebut Joshua.
"Sanksi telah berakhir. Tidak ada yang dibuat eksplisit di sini, tetapi mulai menetapkan harapan baru tentang arah kebijakan yang akan datang untuk 2020".
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com