KRONOLOGI Penganiayaan Relawan Jokowi Ninoy Karundeng Dalam Masjid Polisi Sebut Oknum FPI dan PA 212

Penyidikan kasus penculikan dan penganiayaan terhadap Ninoy Karundeng terus bergulir. Ninoy sendiri diketahui sebagai pegiat media sosial yang juga di

Editor: rida
Twitter Gunromli
Ninoy Karundeng 

TRIBUNJAMBI.COM- Penyidikan kasus penculikan dan penganiayaan terhadap Ninoy Karundeng terus bergulir. Ninoy sendiri diketahui sebagai pegiat media sosial yang juga dikenal sebagai relawan Joko Widodo saat Pilpres 2019.

Penyidik Polda Metro Jaya mulai memeriksa sejumlah saksi hingga meminta keterangan dari Ninoy sebagai korban penganiayaan tersebut.

Pada Senin (7/10/2019) siang, Ninoy memberanikan diri untuk menjelaskan kronologi penculikan dan penganiayaan tersebut kepada para wartawan.

Baca: INFO Lengkap Besaran Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan, Warga Miskin Tetap DIbayarkan Pemerintah

Baca: Daftar Harga Mobil Bekas Terupdate Rp 100 Jutaan, Ada Yaris, Avanza, Xenia, Rush dan Terios

Baca: Buzzer Pembela Jokowi Mulai Bikin Gerah, Mati-matian, Sebar Hoax Ambulans Hingga Tebar Voucher

Kronologi penculikan dan penganiayaan

Ninoy menyebut peristiwa penculikan dan penganiayaan dirinya terjadi di daerah Pejompongan, Jakarta Pusat pada 30 September lalu.

Peristiwa itu berawal ketika Ninoy merekam aksi unjuk rasa dan demonstran yang sedang mendapatkan pertolongan karena terkena gas air mata di kawasan tersebut.

Tiba-tiba, dia diseret oleh sekelompok orang tak dikenal dan dibawa masuk ke dalam Masjid Al-Falah di daerah Pejompongan.

Sebelum dibawa masuk ke dalam masjid, Ninoy sempat dianiaya selama dua menit.

Ketika dia mengaku sebagai relawan Jokowi, dia kembali diintrogasi dan dianiaya di dalam masjid.

Baca: Download Lagu MP3 Dangdut Koplo 3 Jam Nonstop, Ada Video Nella Kharisma dan Via Vallen Full Album

Baca: Cita Citata vs Yusuf Oeblet, Dibentak-bentak di Gladiresik Acara Nasional, Panas Langsung Pulang

Tiba-tiba, Ninoy mendapat ancaman pembunuhan dari seseorang yang dipanggil 'habib'.

Dia mengaku tak melihat atau mengenal 'habib' tersebut karena dia terus dianiaya.

Dia hanya bisa meminta perlindungan dengan alasan punya keluarga yang masih membutuhkannya.

"Seseorang yang dipanggil habib itu memberi ultimatum kepada saya bahwa waktu saya pendek karena kepala saya akan dibelah," ujar Ninoy di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin.

Pegiat media sosial itu juga mendengar pernyataan dari orang-orang yang menganiayanya bahwa mayat dirinya akan dibuang di tengah-tengah kerumunan massa aksi unjuk rasa.

"Saya tidak bisa mengenali sama sekali karena peristiwa itu begitu cepat. Saya dipukul bertubi-tubi dan diseret. Saya tidak tahu itu siapa karena saya enggak melihat," ungkap Ninoy.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved