BUAH Ini Sudah Langka Harga Selangit, Bisa Mengobati Beragam Penyakit: Harganya Rp 500 Ribu per Kg
TRIBUNJAMBI.COM - Pernahkah Anda mendengar atau malah pernah makan buah Ceplukan. Kini buah ceplukan diburu
Karena besarnya inilah ia di daerah Parahyangan disebut cecenet badak, dan cecenet gunung (karena hanya mau tumbuh di pegunungan).
Oleh orang Belanda pegunungan zaman dulu, buah itu selain dimakan segar juga dijadikan selai yang enak untuk mengisi roti bakar.
Baca: Kronologi Fagham Malaikat Pelindung Raja Salman Tewas Ditembak, Terlibat Pertengkaran Sebelumnya
Baca: Jadwal Liga Inggris 2019/2020 Manchester United vs Arsenal Live Streaming Nonton di HP, Langsung
Baca: Galih Ginanjar Sengsara di Penjara, Barbie Kumalasari Kembali Kepergok Dicium Pria Berondong Tampan
Physais peruviana kemudian ada yang dibawa oleh orang Belanda VOC ke Eropa, tapi tidak diakui sebagai ceplukan Peru, melainkan kaapse kruisbes (atau cape goosberry).
Mereka mengira bahwa tanaman ini hidup asli di Kaap de Goede Hoop (Tanjung Harapan) di ujung selatan Afrika, tempat mereka mendirikan benteng persinggahan dan pelabuhan istirahat bagi kapal kayu mereka yang hendak mengisi bahan makanan dan air tawar, guna perjalanan berikutnya.
Baca: Taktik Jokowi Agar Tak Dilengserkan Mahasiswa, Ini Anak Buah Prabowo yang Mau Gagalkan Pelantikan
Baca: Inilah Jenderal TNI AH Nasution yang Selamat dari G30S, Kehilangan Ade Irma Suryani & Pierre Tendean
Baca: Inilah Jenderal TNI AH Nasution yang Selamat dari G30S, Kehilangan Ade Irma Suryani & Pierre Tendean

Sampai sekarang jenis peruviana ini masih terkenal sebagai cape gooseberry. Dengan nama ini, buah asam manis itu kini juga jadi favorit orang Amerika.
Tapi mereka sendiri mampu menghasilkannya sebagai tanamah hortikultura rakyat di negeri mereka sendiri.
Penyelamat prajurit Romawi
Sebagai herba menahun, tanaman dari suku terung-terungan Solanaceae ini tumbuh tegak, bercabang cukup banyak, yang berambut pendek.
Kalau tumbuhnya terlalu subur, sering cabangnya tidak mampu menahan beban daun dan buahnya yang bergelantungan banyak sekali, sampai mudah patah.
Baca: Kumpulan Video Mencekam di Jakarta Setelah Kejadian G30S/PKI, Ungkap Fakta-fakta Sebenarnya
Baca: Reaksi Berbie Kumalasari Disebut Ketiaknya Keriput, Langsung Pamer Bagian Tubuhnya yang Bergelambir
Baca: Permadi Dukung Gagalkan Pelantikan Presiden, Pernyatan Politiknya Dituding Sebagai Upaya Adu Domba
Bunganya yang muncul di ketiak daun berwarna putih kekuning-kuningan. Dari bunga ini kemu dian tumbuh buah yang bentuknya mirip lentera, menggantung dengan warna hijau muda.
Apa yang tampak dari luar itu sebenarnya hanya kulit buah yang agak transparan.
Di dalamnya mula-mula masih berongga, tapi kemudian terisi oleh bulatan buah yang sebenarnya, berupa berry (buah buni). Buah dalam kulit ini bisa dimakan, kalau kulitnya sudah menguning layu.
Mula-mula terasa agak getir, tapi kalau memang sudah masak akan terasa manis agak keasam-asaman.
Enak juga, tapi kalau dimakan terlalu banyak, bisa menyebabkan orang yang bersangkutan mabuk.
Baca: Trailer Film Habibie & Ainun 3 Trending, Kisahkan Janji Presiden Ketiga Indonesia Kepada Istri
Baca: Rencana Aksi BEM SI Demo Serentak Pelantikan DPR RI 1 Oktober Besok, BS Jamin Tak Ada Pengesahan UU
Dalam buku Plantes Medicinalis karangan dua pakar botani Prancis, Volak dan Jiri Stoduca, dikisahkan bahwa ceplukan sudah dikenal oleh orang Romawi zaman kejayaan mereka menjajah bangsa-bangsa Timur.