Inilah Jenderal TNI AH Nasution yang Selamat dari G30S, Kehilangan Ade Irma Suryani & Pierre Tendean
Jenderal Besar TNI (Purn) Abdul Haris Nasution adalah satu di antara pahlawan nasional Indonesia yang lolos dari penculikan oleh pasukan Gerakan
Dikutip TribunWow.com dari Wikipedia, Minggu (29/9/2019), Nasution adalah satu di antara tujuh perwira Angkatan Darat anti-komunis yang menjadi sasaran penculikan.
Baca: Galih Ginanjar Sengsara di Penjara, Barbie Kumalasari Kembali Kepergok Dicium Pria Berondong Tampan
Baca: Kata Rektor IPB Soal Dosen yang Ditangkap Densus 88 Simpan 29 Bom Molotov untuk Aksi Muhajid 212
Baca: Usia Pernikahan 9 Artis Paling Singkat di Indonesia, Ada Nikah Satu Hari Lalu Cerai karena Dibohongi
Namun saat penculikan itu berlangsung, putri bungsunya, Ade Irma Suryani yang berusia 5 tahun malah tertembak ketika hendak dibawa ke tempat aman oleh adik Nasution, Mardiah.

Jenderal Besar Soeharto berbincang dengan Jenderal Besar AH Nasution, sesaat sebelum menerima ucapan selamat pada acara silaturahmi di Istana Negara, Jakarta, Minggu (5/10/2007) siang. Insert foto prajurit eks Cakrabirawa yang beri pengakuan terkait peristiwa G30S. (ARSIP KOMPAS/JB SURATNO/KOLASE TRIBUNWO.COM)
Tak hanya kehilangan Ade Irma Suryani, Nasution juga kehilangan ajudannya, Lettu Pierre Tendean yang diculik lantaran dikira dirinya adalah Nasution.
Nasution dikenal sebagai peletak dasar perang gerilya dalam perang melawan penjajah Belanda.
Nasution juga memimpin pasukan Siliwangi saat ada pemberontakan PKI di Madiun pada 1948 hingga dirinya menjadi incaran PKI.
Baca: Pengakuan Blak-blakan Anak Kandung Saat Hubungan Badan di Kamar, Ibu Kandung Lakukan Ini
Baca: Jarang Terekspos, Warganet Kaget Lihat Pertama Kali Anak Sulung Muzdalifah, Mirip Anak Presiden?
Diketahui, Nasution lahir di Kotanopan, Sumatera Utara, 3 Desember 1918.
Nasution merupakan konseptor Dwifungsi ABRI yang disampaikan pada 1958 lalu diadopsi selama pemerintahan Soeharto.
Nasution dilahirkan di keluarga Batak Muslim di Desa Hutapungkut, Kotanopan.

Pria yang akrab disapa Pak Nas ini merupakan anak kedua dan merupakan putra tertua dalam keluarganya.
Ayah Nasution adalah pedagang tekstil, karet dan kopi, serta anggota organisasi Sarekat islam.
Sosok ayah Nasution begitu relijius dan berharap anak-anaknya belajar di sekolah agama.
Namun sang ibunda ingin Nasution belajar kedokteran di Batavia.
Nasution menikahi Johanna Sunarti dan memiliki dua anak, Hendrianti Saharah dan Ade Irma Suryani.
Baca: Usia Pernikahan 9 Artis Paling Singkat di Indonesia, Ada Nikah Satu Hari Lalu Cerai karena Dibohongi
Baca: Galih Ginanjar Sengsara di Penjara, Barbie Kumalasari Kembali Kepergok Dicium Pria Berondong Tampan
Saat lulus sekolah pada 1932, Nasution menerima beasiswa untuk belajar mengajar di Bukit Tinggi.
Lalu pada 1935, Nasution melanjutkan studi selama tiga tahun di Bandung.
Nasution yang awalnya ingin menjadi guru pun lama-lama tertarik ke dunia politik.
Nasution membaca banyak buku karya Soekarno bersama teman-temannya.
