Berita Muarojambi
Warga Desa Puding, Muarojambi, Berebut Air Bersih di Tengah Hujan Abu dari Karhutla
Warga Desa Puding, Muarojambi, Berebut Air Bersih di Tengah Hujan Abu dari Karhutla
Penulis: Dedy Nurdin | Editor: Deni Satria Budi
Warga Desa Puding, Muarojambi, Berebut Air Bersih di Tengah Hujan Abu dari Karhutla
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - "Boleh minta airnya dak," tanya seorang wanita tua kepada tim PMI yang membawa tangki air. "Boleh, bawak tempatnya bae nyai," ujar petugas.
Tak lama kemudian, warga berbondong-bondong datang membawa galon, ember dan wadah lainnya yang bisa di isi dengan air bersih.
Waktu baru menunjukkan pukul 11.30 WIB Minggu (22/9/2019). Namun langit di RT 2 Desa Puding sudah mulai gelap. Kabut asap dengan hawa panas terasa kering saat terkena kulit.
Abu sisa pembakaran tak henti berjatuhan dari langit, warga biasa menyebutnya hujan abu. Daunan ditepi jalan, atap rumah hingga teras warga terlihat berserakan abu sisa pembakaran.

Hanya berselang 15 menit setelah tangki berisi air bersih milik PMI Provinsi Jambi tiba, antrian panjang warga membawa galon pun mulai berjejer rapi menuggu moncong selang mengisi wadah kosong milik mereka.
Sementara, di rumah Jariah warga juga mulai berdatangan untuk antri mencicipi udara bersih dari tabung oksigen. Udara bersih yang sudah lebih dari satu bulan terakhir tak lagi bisa menjanjikan kesehatan karna tertutup asap dan partikel abu sisa pembakaran.
Sementara di tenda personel TNI yang berada tak jauh dari rumah Jariah biasanya digunakan untuk beristirahat personel yang kelelahan setelah melakukan pemadaman.
Baca: BREAKING NEWS, Kabut Asap Makin Tebal di Muarojambi, Bupati Masnah Liburkan Sekolah 3 Hari
Baca: Tim Pemadam Karhutla Kekurangan Masker Oksigen, Arah Angin Ikut Jadi Penyebab
Baca: PT MAS di Kabupaten Muarojambi Disegel, Terkait Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan
Namun siang ini dipenuhi anak-anak dan orang tua lansia. Mereka antri mengenakan tabung oksigen. Ada dua tabung yang di bawa kesana untuk diberikan kepada warga yang mulai merasa sesak.
Beberapa personel TNI dan relawan PMI juga ikut berjalan menyisir rumah warga untuk membagikan masker serta memberikan informasi layanan air bersih dan cek kesehatan di mobil ambulan milik PMI yang juga ada di lokasi.
Jariah dibincangi tribun mengeluhkan sesak nafas. Dan perih dimata, ia juga harus rajin menyapu teras dan isi rumahnya agar abu tak menumpuk.

Apa lagi salah seorang anaknya menderita asma, "Harus rajib bersihkan rumah. Dak tentu kalau satu jam numpuk di sapu lagi karna anak asma, apa lagi sekarang nambah parah makanya kami larang keluar rumah," ujarnya.
Selain gangguan kesehatan, warga di Rt 02 Desa Puding, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muarojambi ini juga mengelukan sulitnya air bersih. Kemarau tanpa hujan yang sudah berlangsung tiga bulan terakhir membuat sumur warga dan persediaan air bersih warga kering.
Untuk kebutuhan memasak, setiap harinya warga terpaksa membeli air galon. Sementara untuk kebutuhan mandi dan mencuci warga menggunakan air sungai. Perhari, Jariah menghabiskan dua galon air bersih.
"Itu untuk masak sama bilas baju. Karna kalau air sungai tak bisa dipakai untuk masak, untuk bilas baju saja kurang bagus karna airnya kuning. Sementara sumur kami kering, airnya juga dak bagus," ujarnya.