Program Kemenkes Berubah, RSUD Nurdin Hamzah Jambi Kesulitan Cari Dokter Spesialis
Rumah Sakit Umum Daerah Nurdin Hamzah Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), mulai kewalahan mencari dokter spesialis.
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Teguh Suprayitno
Program Kemenkes Berubah, RSUD Nurdin Hamzah Jambi Kesulitan Cari Dokter Spesialis
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK - Rumah Sakit Umum Daerah Nurdin Hamzah Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), mulai kewalahan mencari dokter spesialis.
Kesulitan itu disebabkan pasca program Wajib Kerja Dokter Spesialis berubah menjadi Pendayagunaan Dokter Spesialis, dimana program tidak lagi mewajibkan turun ke daerah. Padahal program tersebut sangat membantu, terutama RSUD Nurdin Hamzah untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis.
"Ya, kami mulai merasakan kesulitan untuk mencari tenaga dokter spesialis sesuai kebutuhan daerah. Hal itu dikarenakan telah berubahnya program dari Kementerian Kesehatan,’’ ungkap Direktur RSUD Nurdin Hamzah Muara Sabak, Muhammad Nasrul Felani.
Baca: Udara di Muarojambi Kategori Berbahaya Akibat Karhutla, Ini Saran DLH
Baca: Jambi Berasap, Siswa MAN 1 Maluku Utara Kirim Doa untuk Korban Asap di Sumatera
Baca: 400 Relawan Ikut Aksi Bersih-Bersih di Gentala Arasy
Baca: Kabut Asap Parah, Kualitas Udara di Tanjab Timur Masuk Kategori Berbahaya
Baca: VIDEO: Detik-detik Istri Sah Pergoki Suami Bersama Bidan di Hotel, Ini yang Kemudian Terjadi
Meski demikian, Kementerian Kesehatan tetap menggencarkan sosialisasi di berbagai Universitas Kedokteran Spesialis dan melobi per individu. Dikarenakan gugatan yang diajukan ke MK dimenangkan para dokter, maka itu dokter spesialis bebas bekerja dimana mereka suka.
"Di sini kemampuan daerah untuk mengeluarkan anggaran jasa dokter spesialis di kisaran Rp 15 juta setiap bulannya. Sedangkan di daerah Papua sebesar Rp 80 juta dan Sulawesi sekitar Rp 40-50 juta per bulannya. Jadi sebagian besar dokter spesialis memilih ke sana,’’ ujarnya.
Nasrul menyebutkan, untuk saat ini RSUD NH masih berstatus aman. Seluruh tenaga dokter spesialis yang dibutuhkan guna memberikan pelayanan kepada masyarakat cukup.
"Namun untuk ke depannya, kita sendiri secara persuasif melobi secara individu. Selain itu akan kebutuhan tenaga dokter spesialis, kita tetap mengajukan ke Kementerian Kesehatan, Dinas Provinsi, IDI wilayah,’’ ucapnya.
Sementara dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, RSUD NH masih dapat mengatasinya, karena dokter spesialis anak yang dibutuhkan sudah terima kontrak kerjasama.
Awalnya ia bersedia memberikan pelayanan dalam satu minggu hanya satu kali. Namun ketika kita meminta dua kali dalam satu minggunya, ia sepakat demi kesehatan masyarakat.
"Untuk saat ini jadwal prakteknya setiap hari Kamis. Namun kedepan kita akan koordinasi kapan ia bisa memberikan pelayanan di rumah sakit,’’ pungkasnya. (usn)