Apa Sebab Perubahan Warna Langit di Jambi? Karena Kabut Asap? Karhutla atau Apa?

Akibatnya kabut asap melanda cukup banyak wilayah di Indonesia. Penerbangan mulai banyak dibatalkan, sekolah diliburkan hingga perubahan kualitas

Penulis: Suci Rahayu PK | Editor: Suci Rahayu PK
Tribunjambi/Dedy Nurdin
Warga Desa Puding, Muarojambi bertahan dirumahnya. Meski krisis air Bersih dan di Tengah Hujan Abu dari Karhutla 

Apa Sebab Perubahan Warna Langit di Jambi? Karena Kabut Asap? Karhutla atau Apa?

TRIBUNJAMBI.COM - Beberapa waktu terakhir, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di beberapa wilayh di Indonesia.

Sebut saja Kalimantan, Jambi, Riau, Sumatera Selatan, dan beberapa wilayah lainnya.

Namun kebakaran ini tidak hanay terjadi di Indonesia, namun di beberapa negara juga mengalami kebakaran.

Seperti Malaysia, hutan Amazon dan wilayah lainnya.

Baca: Konsumsi Air Lemon, Pagi Setiap Hari Rasakan Manfaat Luar Biasa, Bisa untuk Mengecilkan Perut Buncit

Baca: Ramalan Zodiak Mingguan (22-28/9) - Aquarius Waspada Pikiran Negatif, Keuangan Libra Mulai Stabil

Baca: Hasil Liga Inggris Tadi Malam Chelsea vs Liverpool 1-2, Terbongkar Rahasia Si Merah Kunci Lawan

Akibatnya kabut asap melanda cukup banyak wilayah di Indonesia.

Penerbangan mulai banyak dibatalkan, sekolah diliburkan hingga perubahan kualitas udara menjadi persoalan yang perlu segera ditanggulangi.

Bahkan di Jambi dalam beberapa hari terakhir terjadi perubahan warna langit.

Kebakaran Hutan dan Lahan sampai dengan saat ini masih terjadi di wilayah Kabupaten Muarojambi, satu di antaranya kebakaran yang terjadi di Desa Puding, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muarojambi, Minggu (22/9/2019). TNI, Polri, BNPB, BPBD Provinsi Jambi, BPBD Kabupaten Muarojambi, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api turun untuk melakukan pemadaman. Adapun lahan yang terbakar merupakan lahan milik PT Bara Eka Prima.
Kebakaran Hutan dan Lahan sampai dengan saat ini masih terjadi di wilayah Kabupaten Muarojambi, satu di antaranya kebakaran yang terjadi di Desa Puding, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muarojambi, Minggu (22/9/2019). TNI, Polri, BNPB, BPBD Provinsi Jambi, BPBD Kabupaten Muarojambi, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api turun untuk melakukan pemadaman. Adapun lahan yang terbakar merupakan lahan milik PT Bara Eka Prima. (tribunjambi/samsul bahri)

Langit yang biasanya biru atau putih karena awan, berubah menjadi berwarna orange.

Kejadian ini tak hanya terjadi sekali namun dalam beberapa hari terakhir.

Bahkan perubahan warna langit ini tak hanya terjadi di wilayah yang dekat dnegan lokasi kebakaran saja, namun juga terjadi di wilayah yang cukup jauh.

Kenapa langit Jambi berubah warna?

Baca: BREAKING NEWS Antisipasi Dampak Kabut Asap, Mulai Hari Ini Pemkot Jambi Liburkan ASN/PTT yang Hamil

Baca: Kualitas Udara di Kabupaten Batanghari Tidak Sehat, Sekolah Diliburkan 1 Hari

Lantas apa penyebab perubahan warna langit di Jambi ini?

Mengutip Tribun Lampung, Plt Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo Soetarno mengungkapkan bahwa warna merah terjadi karena pergerakan kabut asap dari titik api atau hotspot.

Hamburan Rayleigh

"Warna merah tersebut merupakan kabut asap yang bergerak dari hotspot yang ada di provinsi bagian selatan Provinsi Riau," ujar Agus saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (21/9) malam.

Namun menurut astronom amatir Indonesia yang bernama Marufin Sudibyo, fenomena langit berwarna merah ini bukanlah karena tingginya suhu atupun pengaruh api.

"Ini nampaknya fenomena Hamburan Rayleigh."


Penjelasan hamburan Rayleigh, penyebaran warna dari cahaya matahari melalui molekul udara, bisa gelap dan kemerahan jika cahaya lebih fokus dan panjang gelombang lebih besar. (Livescience)
Penjelasan hamburan Rayleigh, penyebaran warna dari cahaya matahari melalui molekul udara, bisa gelap dan kemerahan jika cahaya lebih fokus dan panjang gelombang lebih besar. (Livescience) ()

"Hamburan Rayleigh itu hamburan elastis pada cahaya oleh partikel-partikel mikro/nano di udara yang ukurannya lebih kecil dari panjang gelombang cahaya tampak," ujar Marufin saat dikonfirmasi terpisah Kompas.com, Sabtu (21/9).

Marufin juga mengatakan bahwa fenomena warna langit yang berubah ini memang umum terjadi.

Karena fenomena Reyleigh inilah yang menjadi penyebab kenapa langit biru pada siang hari dan memerah saat senja atau fajar.

"Dalam kasus Jambi ini, kepadatan partikel-partikel mikro/nano di udara nampaknya cukup besar sehingga lebih padat ketimbang konsentrasi partikel pada udara normal," ujar Marufin.

Baca: Daftar 14 Artis yang Lolos Jadi Anggota DPR RI 2029-2024, dari Arzeti s/d Rachel Maryam dan Tommy

Baca: Siapa Sebenarnya Letkol Untung? Disebut-sebut sebagai Komandan G 30S PKI

"Karena lebih padat maka berkas cahaya Matahari yang melewatinya akan dihamburkan khususnya pada panjang gelombang pendek (spektrum biru dan sekitarnya) hingga medium (spektrum hijau dan sekitarnya)," lanjutnya.

Dilansir dari Wikipedia, Britannica, dan hyperphysics.phy-astr.gsu.edu, hamburan Rayleigh adalah hasil dari polarisasi listrik partikel.

Medan listrik berosilasi dari gelombang cahaya bekerja pada muatan dalam sebuah partikel, menyebabkan mereka bergerak pada frekuensi yang sama.

Partikel-partikel tersebut menjadi dipol kecil yang memancarkan radiasi yang kita lihat sebagai cahaya yang tersebar.

Partikel-partikel tersebut dapat berupa atom atau molekul individu; dan dapat terjadi ketika cahaya bergerak melalui padatan dan cairan transparan, tetapi paling jelas terlihat dalam gas.

Sinar matahari yang terhambur di atmosfer bumi menyebabkan radiasi langit yang menyebar, yang merupakan mengapa langit berwarna biru di siang hari dan kemerahan saat senja, serta kekuning-kuningan untuk rona kemerahan pada saat matahari rendah.

Baca: Kualitas Udara di Kabupaten Batanghari Tidak Sehat, Sekolah Diliburkan 1 Hari

Baca: Ramalan Zodiak Mingguan (22-28/9) - Aquarius Waspada Pikiran Negatif, Keuangan Libra Mulai Stabil

Baca: Daftar 14 Artis yang Lolos Jadi Anggota DPR RI 2029-2024, dari Arzeti s/d Rachel Maryam dan Tommy

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved