Berita Muaro Jambi
UMKM Mengeluh, Sewa Lapak di MTQ ke-54 Provinsi Jambi Terlalu Mahal
MTQ ke-54 tingkat Provinsi Jambi yang semestinya menjadi ajang syiar Islam sekaligus penggerak ekonomi masyarakat lokal, justru menimbulkan kekecewaan
Ringkasan Berita:Sewa Lapak di MTQ ke-54 Provinsi Jambi Terlalu Mahal:
- Pelaku UMKM di Muaro Jambi mengeluhkan harga sewa tenda di ajang MTQ ke-54 Provinsi Jambi yang mencapai jutaan rupiah per unit.
- Mahalnya biaya sewa membuat banyak pedagang kecil enggan berpartisipasi.
- Dinas Koperindag Muaro Jambi mengakui bahwa pengelolaan dan penentuan harga tenda diserahkan kepada EO.
TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI - Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-54 tingkat Provinsi Jambi yang semestinya menjadi ajang syiar Islam sekaligus penggerak ekonomi masyarakat lokal, justru menimbulkan kekecewaan di kalangan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Para pedagang menilai, tarif sewa lapak yang ditetapkan oleh pihak panitia dan event organizer (EO) terlalu tinggi, hingga memberatkan pelaku usaha kecil di Kabupaten Muaro Jambi sebagai tuan rumah penyelenggara.
Sejumlah pedagang mengeluhkan bahwa biaya sewa tenda yang disediakan oleh panitia mencapai jutaan rupiah per unit.
Baca juga: Kronologi Temuan Jasad Pria Tergantung di Pondok Meja Muaro Jambi
Harga itu dinilai tidak sebanding dengan potensi keuntungan yang bisa diperoleh selama kegiatan MTQ berlangsung.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pihak panitia melalui EO menyiapkan beberapa jenis tenda, termasuk tenda berbentuk seperti tenda acara pernikahan dengan harga sewa mencapai Rp5 juta per unit.
Tenda-tenda tersebut disediakan untuk pelaku UMKM maupun pengusaha lokal yang ingin berjualan di area MTQ.
Seorang pelaku UMKM, Romlah menilai, semestinya momentum MTQ menjadi sarana bagi pemerintah daerah untuk mendorong geliat ekonomi masyarakat.
Namun yang terjadi justru sebaliknya harga sewa lapak yang tinggi membuat banyak pedagang kecil urung berpartisipasi.
"Dengan nominal sewa tenda atau stand yang dipersiapkan oleh panitia, kami tidak mampu untuk menyewanya,” ujar Romlah.
Baca juga: Warga Desa Simpang Sungai Duren Krisis Air Bersih, 9 Hari Air PDAM Muaro Jambi Tak Mengalir
Dengan tarif yang begitu besar, dirinya tidak terjangkau bagi pedagang kecil.
Artinya, bukannya meningkatkan ekonomi masyarakat malah menyiksa pelaku usaha lokal.
Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperindag Kabupaten Muaro Jambi, Samsul, ketika dikonfirmasi, membenarkan bahwa pengadaan dan pengelolaan tenda dilakukan oleh pihak EO karena keterbatasan anggaran dinas.
“Kita sudah mempersiapkan tenda sanavil dan tenda kerucut untuk kabupaten, kota melalui dana APBD. Namun karena anggaran tidak cukup, akhirnya pihak EO yang menyediakannya,” jelas Samsul.
Menurut Samsul, tenda untuk umum dan pelaku usaha sifatnya komersial dan berbayar.
Pihaknya tidak ikut campur karena sistemnya langsung antara pedagang dengan pihak EO.
Ada sekitar 14 unit tenda komersial yang disiapkan untuk pelaku UMKM di area MTQ.
Ia juga menyebutkan adanya potongan harga bagi pedagang lokal dari Muaro Jambi, meskipun besarannya tidak dijelaskan secara rinci.
"Itu semua dari EO, kita tidak ikut campur," kata Samsul lagi.
Update berita Tribun Jambi di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/Sewa-Lapak-di-MTQ-ke-54-Provinsi-Jambi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.