Begini Cara Mbah Pani Bertahan Hidup di Dalam Liang Lahat Saat Ritual Topo Pendem
Bagaimana mungkin seorang yang dikubur layaknya orang meninggal mampu bertahan hidup, simak apa yang dilakukan Mbah Pani
Suyono, anak angkat Mbah Pani, mengatakan, ritual tapa pendem dilakukan Mbah Pani dengan menguburkan diri di dalam tanah yang diberi lubang untuk pernapasan.
"Tapa pendem seperti ini sudah dilakukan beliau sebanyak sembilan kali. Dan hari ini adalah yang ke-10," ungkapnya.
Berdasarkan keterangan warga sekitar, terakhir kali Mbah Pani melakukan ritual ini adalah 2001 lalu.
Baca: AKHIR Cerita Pasangan Guru Honorer Pelaku Video Syur, Polisi Turun Tangan, Langsung Dipecat
Baca: Hewan Ternak Berkeliaran di Tempat Tetangga Pemilik Bisa Didenda, Simak RKUHP Terbaru!
Baca: Wanita Pemeran Video Syur Berseragam PNS Pemprov Jabar Syok dan Trauma Tahu Videonya Tersebar!
Sebelumnya, Mbah Pani melakukan ritual ini setahun sekali, setiap bulan Suro.
Adapun ritual terakhir ini dilakukan 18 tahun berselang.

2. Dipendam seperti jenazah
Dalam tapa pendem, Mbah Pani diperlakukan hampir sama seperti jenazah yang akan dikubur.
Ia dikafani, disediakan pula aneka kelengkapan pemulasaraan jenazah, antara lain bunga-bunga.
Hanya saja, tidak ada prosesi azan supaya tidak sepenuhnya seperti prosesi penguburan jenazah.
Ukuran liang kubur untuk ritual tapa pendem sekitar kedalaman 3 meter, panjang 2 meter dan lebar 1,5 meter.
Di dalam liang kubur itu, sudah disediakan peti untuk tempat pertapaan.
Di dalamnya disediakan pula bantal dari tanah.
Ketika prosesi ritual mulai dilaksanakan, hanya pihak keluarga dan tokoh masyarakat setempat yang diperkenankan masuk rumah.
Tonton video lengkapnya
Proses topo pendem itu dimulai Senin (16/9/2019) setelah Mbah Pani menunaikan Salat Magrib di musala dekat tempat tinggalnya, Musala Al-Ikhlas.