Begini Cara Mbah Pani Bertahan Hidup di Dalam Liang Lahat Saat Ritual Topo Pendem

Bagaimana mungkin seorang yang dikubur layaknya orang meninggal mampu bertahan hidup, simak apa yang dilakukan Mbah Pani

Editor:
Tribun Jateng/Mazka Hauzan Naufal
Mbah Pani keluar dari liang kubur setelah menjalani ritual topo pendem selama lima hari. 

Mbah Pani dikubur selayaknya jenazah, dikafani, dimasukkan ke dalam peti, hingga diberi bunga-bunga.

Hanya saja, pria yang juga Ketua Ketoprak Desa Bendar tak diazani agar tak sepenuhnya seperti prosesi penguburan jenazah.

Lantas, tak sedikit yang bertanya-tanya, bagaimana cara Mbah Pani bertahan hidup selama di dalam liang lahat?

Menurut laporan TribunJateng.com, rupanya Mbah Pani selama di dalam liang lahat tersebut masih bisa bernafas.

Caranya, ada pipa paralon untuk saluran pernafasan.

Baca: Setelah 5 Hari Tapa Pendem, Liang Kubur Mbah Pani di Juwana Pati Dibongkar, Ini Foto-fotonya

Pipa tersebut menghubungkan Mbah Pani yang berada di dalam kubur ke permukaan tanah.

Melalui lubang saluran pernafasan itu, Mbah Pani juga bisa berbisik ke orang yang berada di permukaan.

Namun, Mbah Pani ternyata tak makan dan minum selama lima hari lima malam.

Di dalam liang kubur, terdapat juga peti untuk tempat pertapaan Mbah Pani.

Ada juga bantal dari tanah agar posisi Mbah Pani bisa tiduran.

Selama proses tapa pendem itu, hanya pihak keluarga saja dan tokoh masyarakat setempat lah yang diperkenankan masuk rumah.

Mbah Pani menjalani ritual tapa pendem tersebut di dalam rumah.

Pintu rumah, ternyata dikunci dari dalam selama prosesi tersebut.

Tetangga hingga wartawan TribunJateng.com, tak diizinkan masuk ke dalam rumah.

Anak angkat Mbah Pani, Suyono mengatakan, ritual topo pendem tersebut adalah prosesi sakral.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved