Dikubur Layaknya Jenazah Selama 3 Hari, Begini Jalannya Ritual Topo Pendem Mbah Pani di Pati!
Satu diantara adalah ritual Topo Pendem yang dilakukan Supani (63) alias Mbah Pani hingga menarik perhatian warga sekitar
Mbah Pani yang juga Ketua Ketoprak Desa Bendar ini tampak tenang saat bertemu wartawan.
Sebelum berganti pakaian dengan kain kafan sebagaimana kain untuk orang yang akan dikubur, Mbah Pani menjawab singkat.
"Karena ini yang terakhir, nanti tidak cuma tiga hari, tapi lima hari," kata Mbah Pani di rumahnya.
Ditanya mengenai tujuan dan hal lainnya, Mbah Pani enggan memberi keterangan sebelum ritual tuntas dilaksanakan.
Mbah Pani punya seorang istri dan dua anak, serta anak angkat.
Suyono, anak angkat Mbah Pani, mengatakan, ritual topo pendem dilakukan Mbah Pani dengan menguburkan diri di dalam tanah yang diberi lubang untuk pernapasan.
"Topo pendem seperti ini sudah dilakukan beliau sebanyak sembilan kali. Dan hari ini adalah yang ke-10," ungkapnya.
Berdasarkan keterangan warga sekitar, terakhir kali Mbah Pani melakukan ritual ini adalah 2001 lalu.
Sebelumnya, Mbah Pani melakukan ritual ini setahun sekali, setiap bulan Suro.
Dalam prosesi ritual Topo Pendem, Mbah Pani diperlakukan hampir sama seperti jenazah yang akan dikubur.
Ia dikafani, dan disediakan pula aneka kelengkapan pemulasaraan jenazah, antara lain bunga-bunga.
Namun dalam ritual ini tidak ada prosesi azan.
Supaya tidak sepenuhnya seperti prosesi penguburan jenazah.
Ukuran liang kubur yang dibuat untuk ritual Topo Pendem memiliki kedalaman sekitar 3 meter, panjang 2 meter, dan lebar 1,5 meter.
Di dalam liang kubur itu, sudah disediakan peti untuk tempat pertapaan.