AKHIRNYA Terungkap Alasan Soeharto Tidak Mau Ditemui BJ Habibie hingga Akhir Hayat, Begini Kisahnya

TRIBUNJAMBI.COM - Dari arsip majalah Bobo bertajuk BJ Habibie seperti yang dilansir GridHot.ID, Dari Jalan Bau Massepe ke

Editor: ridwan
Instagram @tribunjambi
BJ Habibie 

TRIBUNJAMBI.COM - Dari arsip majalah Bobo bertajuk BJ Habibie seperti yang dilansir GridHot.ID,  Dari Jalan Bau Massepe ke Jalan Merdeka Selatan, BJ habibie dan Soeharto ternyata sudah kenal jauh sebelum sama-sama bergelut di ranah politik.

Habibie cilik yang saat itu ayahnya menjabat sebagai kepala Jawatan Pertanian Sulawesi Selatan harus pindah dari Parepare ke Makassar.

Pada waktu yang sama, Overste Soeharto bertugas sebagai Komandan Brigade III Garuda Mataram untuk menumpas pemberontakan Andi Aziz di Makassar.

Markas Pasukan Brigade III dimana Soeharto bertugas berada di depan rumah Habibie di Jalan Klaperlaan.

Ketika itulah Soeharto sering berkunjung ke rumah Habibie.

Habibie yang masih berusia 13 tahun merasa sangat sedih hanya bisa menangis saat ayahnya meninggal dunia.

Soeharto yang pada saat itu juga hadir melayat pun mencoba menegarkan hati Habibie.

Sempat Bertemu Eyang Habibie di Salah Satu Toko di Jerman, Begini Kesan Naufal Prathama

Usai peristiwa memilukan tersebut, Habibie pun tak pernah bertemu lagi dengan Soeharto yang mungkin harus kembali ke Jawa usai Andi Aziz tertangkap.

Hingga akhirnya, keduanya kembali bertemu kembali pada 1960-an ketika Habibie sedang menempuh kuliah di Jerman. Ketika itu Soeharto belum menjadi Panglima Kostrad.

Bersama Ibu Tien bahkan Soeharto sempat mampir ke tempat Habibie di Jerman dan membawa oleh-oleh dari ibu Habibie.

Keakraban itu pun terus terbangun hingga pada akhirnya kedua tokoh ini terjun di ranah politik dan menjadi pasangan Presiden-Wakil Presiden pada tahun 11 Maret 1998 sampai 21 Mei 1998.

Baca: ARTIS Cantik Ini Masih Betah Sendiri, 6 Tahun Menjanda:Kini Banting Tulang Kerja Malam hingga Pagi

Baca: Irjen Firli Bahuri Terpilih Pimpin KPK, Bambang Widjojanto Endus Bau Sangit Kolusi

BJ Habibie boncengkan Presiden Soeharto di halaman Istana Negara
BJ Habibie boncengkan Presiden Soeharto di halaman Istana Negara (Tangkap layar Kompas.com)

Namun di ujung masa kepemimpinan Soeharto, BJ Habibie mendapati kenyataan pahit bahwa seniornya itu enggan menemui dirinya.

"Sangat saya sayangkan bahwa Pak Harto ketika itu tidak berkenan berbicara dengan saya," kata Habibie dalam buku Detik-detik yang Menentukan Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi, terbitan THC Mandiri.

Pada 20 Mei 1998, Soeharto hanya menugaskan Menteri Sekretaris Negara Saadilah Mursyid untuk menyampaikan keputusan, esok harinya, pukul 10.00, ia akan mundur sebagai presiden.

Baca: Ini Besaran Harga LPG 3 Kg di Beberapa Wilayah di Tanjab Timur, Mulai Rp 19 Ribu

Baca: The Champions Kompetisi Akuntansi dan Ekonomi Tingkat SMA dan SMK

Sesuai UUD 1945, Soeharto berniat menyerahkan kekuasaan dan tanggung jawab kepada Habibie sebagai Wakil Presiden RI, di Istana Merdeka.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved