Menengok Kampung Jokowi di Perbatasan, Sekarang Kami Tidak Malu Lagi dengan Warga Timor Leste

Duduk sembari menyilangkan kedua kaki di kursi plastik berwarna merah marun, Febianus Kali, masih terlihat letih dan sedikit pucat. Lelaki berusia 35

Editor: rida
zoom-inlihat foto Menengok Kampung Jokowi di Perbatasan, Sekarang Kami Tidak Malu Lagi dengan Warga Timor Leste
KOMPAS.COM
Kondisi Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT)(KOMPAS.COM/SIGIRANUS MARUTHO BERE)

"Walaupun masih ada kekurangan, tapi kami tetap bangga, karena sudah tiga kali desa kami dikunjungi oleh Presiden Jokowi. Ini sesuatu yang luar biasa dan hebat," kata Yakobus.

Pendamping Desa Silawan Anato Moreira mengatakan, di wilayah perbatasan ada pergeseran profesi warga setempat.

"Misalnya dulu, sebelum ada batas negara, wilayah Motaain merupakan daerah persawahan, tapi setelah ditetapkan batas negara. Dulunya yang bertani di sawah, sekarang bergeser menjadi pekerja di batas dengan gaji bulanan," ujarnya.

Sedangkan terkait infrastruktur di wilayah Silawan, saat ini lebih maju dan lebih modern dibandingkan sebelumnya.

"Saya bertugas di Silawan sejak 2005. Kalau saya bandingkan dengan dulu, saat ini jauh lebih maju. Banyak bangunan megah, jalan dulu sempit dan berlubang, tapi sekarang lebar dan aspal bagus," ujar Anato yang juga menjadi pengurus LSM CIS Timor.

Sebagai pemerhati perbatasan dan juga pengurus LSM, Anato menilai, poin pentingnya adalah pada peningkatan sumber daya manusia di Silawan.

Menurutnya, belum ada kreativitas warga untuk menciptakan peluang usaha di perbatasan. Ia mencontohkan soal pembuatan kerajinan tangan atau suvenir bagi pelintas batas, maupuan wisatawan yang berkunjung ke PLBN Motaain, belum dilakukan warga Silawan.

"Pembangunan infrastruktur yang besar, harus diikuti pembangunan sumber daya manusianya juga," kata Anato.

Anato berharap, semua orang dapat menjaga dan merawat PLBN Motaain, karena menjadi kebanggaan Indonesia, Provinsi NTT, Kabupaten Belu dan Desa Silawan. Meningkatkan ekonomi Bupati Belu Willy Lay, mengatakan, keberadaan PLBN Motaain telah meningkatkan ekonomi masyarakat di Desa Silawan, hingga Kota Atambua, ibu kota Kabupaten Belu.

Pertumbuhan ekonomi dan pedapatan per kapita warga di Kabupaten Belu terus meningkat.

"Pertumbuhan ekonomi sekarang di Kabupaten Belu, naik menjadi 6,03 persen, dibandingkan tahun lalu yang hanya 5 persen. Sementara pendapatan per kapita masyarakat meningkat dari Rp 13 juta menjadi Rp 14 juta. Angka itu masih di atas kabupaten lainnya di NTT," ujar Willy.

Sejumlah faktor yang membuat pendapatan perkapita masyarakat meningkat, karena adanya lapangan kerja baru, perdagangan lintas batas dan pembangunan PLBN Motaain.

PLBN Motaain sebut Willy, kini menjadi objek wisata baru yang dikunjungi oleh warga dari kabupaten lainnya di NTT hingga warga Timor Leste.

Baca: Fantasi Seks Setiap Zodiak, Taurus Gunakan Seluruh Indra, Scorpio Misterius & Berkomitmen di Ranjang

Baca: WIKIJAMBI - Masjid Al-Falah Tertua di Kabupaten Bungo, Dibangun Sejak 1812 dan Penuh Filosofi

Baca: Kesaksian Warga Sekitar Mako Brimob Polda Jateng yang Gudang Penyimpanan Barang Temuan Warga Meledak

Karena lokasi PLBN berada dekat pantai dan pegunungan, diharapkan perhatian pemerintah pusat untuk membangun menjadi satu kawasan, sehingga pengunjung bisa menikmati suasana wisata yang lengkap.

Dari catatannya, dalam setahun sedikitnya 161.000 warga Timor Leste berkunjung ke Kabupaten Belu melalui PLBN Motaain.

"Karena itu, kami sangat berterima kasih secara khusus kepada Pak Jokowi dan kami berharap, pak Jokowi datang lagi ke Atambua," ujar dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Sekarang Kami Tidak Malu Lagi dengan Warga Timor Leste"

Penulis : Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Editor : David Oliver Purba

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved