RUMAH Jenderal Ahmad Yani Dikepung, Terjadi Debat Sengit hingga Terdengar Rentetan Tembakan

TRIBUNJAMBI.COM - Peristiwa Gerakan 30 September/PKI menyisakan duka yang mendalam bagi bangsa

Editor: ridwan
kolase/wikipedia/TRIBUNNEWS.COM / Fransiskus Adhiyuda
Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal TNI A Yani (kiri) 

TRIBUNJAMBI.COM - Peristiwa Gerakan 30 September/PKI menyisakan duka yang mendalam bagi bangsa Indonesia. Tujuh jenderal gugur dalam kejadian yang memilukan itu.

Satu di antaranya Jenderal TNI Ahmad Yani sempat berdebat sengit saat rumahnya dikepung tentara yang ternyata antek PKI.

Namun, perdebatan itu justru membuat sang jenderal bersimbah darah karena ditembak oleh para tentara tersebut

Dilansir dari Sosok.grid.id dalam artikel 'Kala Anak Ahmad Yani Kisahkan Detik-detik Mendebarkan G30S/PKI, Irawan Sura Eddy: Pak Bangun Pak, Ada Tjakrabirawa Mencari Bapak', tragedi ini terjadi di Jalan Lembang, Jakarta pada Jumat (1/10/1965)

Rumah yang ditinggali oleh Panglima Angkatan Darat  kala itu, Letnan Jenderal Ahmad Yani menjadi saksi bisu peristiwa berdarah yang pernah terjadi di Indonesia.

Baca: Foto Syur Syahrini Tak Sengaja Diungkap Aisyahrani, Sempat heboh Bagian Sensitif Dipegang Artis Ini

Jenderal Ahamd Yani
Jenderal Ahamd Yani (IST Tribun Batam)

Putra Ahmad Yani, Irawan Sura Eddy kala itu berusia 7 tahun terbangun dan mendapati ia sendirian kemudian bergegas mencari ibundanya.

Tetapi sang ibunda tak ada, karena sedang berada di rumah lainnya di Jalan Taman Surapati.

Maka ia membangunkan Mbok Mirah, pembantu di rumah Ahmad Yani kala itu untuk menemaninya duduk di ruang keluarga belakang.

Eddy ingin menunggu sang ibu pulang ke rumah agar bisa melanjutkan tidur malamnya.

Detik selanjutnya, terdengar suara gaduh dari tempat penjagaan rumah dinas Panglima Angkatan Darat tersebut.

Heningnya malam itu terpecah oleh kegaduhan tersebut oleh kedatangan sepasukan tentara tak dikenal dengan cepat masuk ke halaman rumah.

Baca: VIDEO Bacaan Surat Yasin 83 Ayat, Lengkap dengan Bahasa Latin dan Arab serta Terjemahan Keutamaannya

Dalam buku "Titik Silang Jalan Kekuasaan Tahun 1966", menuliskan bagaimana tentara yang berseragam Cakrabirawa dengan senjata lengkap tersebut datang ke rumah sang Jenderal.

Tentara yang dipimpin Pembantu Letnan Satu Mukidjan dan Sersan Raswad segera masuk ke dalam rumah melalui belakang.

Pintu belakang rumah sengaja tak dikunci sebab Nyoya Yayu Rullah Ahmad Yani belum pulang.

Sepasukan tentara tersebut segera bergerak mengepung rumah dari segala penjuru.

Baca: Sore Hari Kabut Asap di Muarojambi Makin Parah, Dinkes Imbau Pakai Masker

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved