Marah Anak Berebut Makanan, Ayah Emosi Lalu Hujamkan Pisau Hingga Berakhir Penyesalan
Akibat berebut makanan makanan ringan, sang ayah mulanya menasihati, namun tiba-tiba pisau melayang dan menghujam dada sang anak
TRIBUNJAMBI.COM - Seorang ayah bunuh anaknya sendiri lantaran kesal melihat anaknya itu saling berebut makanan dengan sang adik.
Akibat berebut makanan makanan ringan, sang ayah mulanya menasihati, namun tiba-tiba pisau melayang dan menghujam dada sang anak.
Namun korban akhirnya tewas, dan kalimat terakhir anaknya membuat sang ayah menyesal.
Baca: 300 Pengunjuk Rasa di Papua Kapok Diajak Demo Lagi Gara-gara Tertipu Koordinator Aksi!
Baca: Apa Jadinya Kanibal Bengis Pernah Makan Daging Manusia Insyaf, Setelah Tobat Beginilah Kehidupannya
Baca: VIDEO Gambaran Mengerikan Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang, Mobil Avanza Sampai Terbang Jauh
Eko Saputro (15), siswa SMP di Palangkaraya, Kalimantan Tengah menjadi korban tewas setelah pisau menancap di dadanya hingga menembus jantung.
Penyebab siswa SMP tewas di halaman rumah ini karena tertusuk pisau pengupas jagung yang dilempar sang ayah, Mardi (45).
Sehingga Eko Saputro (15), siswa SMP tewas di halaman rumah tak lama pascainsiden.
Dikutip TribunWow.com (grup TribunMadura.com ) dari saluran YouTube iNews Magazine, Senin (2/9/2019), Mardi yang kini dijadikan tersangka pembunuhan kepada anaknya, mengakui perbuatannya.
Mardi menegaskan bahwa hal ini adalah kekhilafan yang tak disengaja.
Sedangkan ia mengaku emosi lantaran korban berebut makanan ringan dengan adiknya.
Baca: Benarkah Nikita Mirzani dan Hotman Paris Akan Dilaporkan, Karena Elza Syarief Tak Terima Dilabrak
Baca: KANTIN Legendaris Mbok Jum di Kampus UNS, Menu Favoritnya Bikin Tercengang: Segini Harganya
Baca: Sopir Angkot Bejar di Lubuklinggau, Mesum di Pintu Mobil Angkitnya dan Tak Sadar Direkam Orang Lain
Mardi lalu mengulangi kalimat yang diucapkannya sebelum melemparkan pisau.
"Saya bilang ini 'Ko, Ko, kamu ini sudah besar, kok enggak bisa ngasih adiknya', saya sedang emosi, dan khilaf, saya sambil duduk tak lempar pisaunya," ujar Mardi.
Pisau langsung mengenai dada korban.
Mardi mengungkapkan korban hanya mengaduh sakit di tubuhnya.
"Tahu-tahu 'Aduh, aduh, aduh' langsung tak bopong gitu, tak naikkan ke sepeda motor," paparnya.
Lihat videnya dari menit ke 0.50:
Kronologi: Ayah Sempat Berkilah
Sebelumnya, saat polisi meminta keterangan atas meninggalnya korban, Mardi menceritakan kronologi yang berbeda, dikutip TribunWow.com (grup TribunMadura.com ) dari Kompas.com, Senin (2/9/2019).
Mulanya, setelah mendapat informasi peristiwa, Polres Palangkaraya mendatangi lokasi guna mencari keterangan.
"Kami langsung meluncur ke lokasi, berusaha mencari informasi terkait dengan tewasnya korban," kata Timbul, saat berada di kamar jenazah Rumah Sakit Doris Sylvanus, Palangkaraya. Sabtu, (31/8/2019).
Saat di lokasi, pihak keluarga terlihat menutupi penyebab meninggalnya korban.
Namun, untuk memastikan penyebab tewasnya siswa SMP itu, polisi meminta keterangan dari warga sekitar lokasi.
Sedangkan polisi juga meminta keterangan hingga ke Rumah Sakit Kelampangan.
Karena sebelumnya, korban sempat dibawa ke rumah sakit tersebut oleh orangtuanya.
Baca: Inul Daratista Buka Kisah Kelam Dirinya, Sempat Mau Diperkosa Rame-rame hingga Orang Tua Minta Maaf
Baca: Bupati Romi Ancam Stop Anggaran Jika PSSI Tanjab Timur Gunakan Pemain Luar
Baca: Mobil Avanza Terpelanting Jauh dari Kejadian Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang, 6 Orang Tewas
Merasa ada keanehan pada kematian korban, jajaran kepolisian Polres Palangkaraya langsung meminta pihak keluarga untuk membawa korban ke kamar jenazah Rumah Sakit Doris Sylvanus, Palangkaraya, agar bisa dilakukan visum dan autopsi.
Namun, upaya Polisi untuk membawa korban untuk divisum sempat ditolak oleh pihak keluarga.
Polres tetap meminta agar keluarga mau membawa korban divisum dengan alasan hukum.
"Berdasarkan hasil visum, ditemukan ada luka robek pada bagian dada sebelah kiri korban, diduga berasal dari tusukan benda tajam," kata Timbul.
Mardi (45) mengaku bahwa anaknya tertusuk pisau karena terpeleset.
Disebutkan Mardi, saat itu korban diminta ibunya membeli jajan di warung, pada Sabtu (31/8/2019).
Korban menyanggupi dan pergi ke warung.

Korban sempat kembali ke rumah tanpa membeli apapun.
Ia lalu pergi ke warung lagi dan membeli roti dan susu kotak.
Ketika sampai di rumah, korban memberi susu kotak yang dibelinya pada si adik.
Sementara korban memegang rotinya dan membuat adiknya meminta.
Namun korban tak mau dan dikejar oleh adiknya.
Korban lantas terpeleset dan jatuh.
Saat jatuh, ada pisau yang berada di lantai dan langsung menancap dada korban.
Mardi mengaku ia segera membawa korban ke rumah sakit, namun sayangnya korban tak bertahan dan tewas 15 menit kemudian.
"Langsung saya bawa, saya sampai enggak sempat pakai baju, langsung tak bawa ke rumah sakit,
sampai rumah sakit ditangani pihak rumah sakit, yaitu sudah (meninggal),
enggak lekas 15 menit,
anak saya enggak ada (meninggal)," kata Mardi kepada Kompas.com saat di kamar jenazah sambil menunggu proses visum berlangsung.
Namun, polisi tetap meminta keterangan dari keluarga korban.
Adik korban yang berada di lokasi lantas memberikan keterangan.
Disebutkan Kapolres Palangkaraya, AKBP Timbul RK Siregar, adik korban menampik bahwa kakaknya terpeleset.
Ia mengaku melihat ayahnya menusuk korban dengan pisau yang sedang digunakan untuk mengupas jagung.

Polisi juga menggabungkan dengan hasil visum dan otopsi yang dilakukan kepada korban.
Dari keterangan adik korban dan hasil visum, Mardi memberikan pengakuan.
Bahwa anaknya tertusuk pisau yang dilemparnya.
“Berdasarkan hasil otopsi serta keterangan dari adik korban, akhirnya ayah korban mengakui semua perbuatannya telah menusuk korban hingga tewas,” kata Timbul saat pengungkapan kasus di Mapolres Palangkaraya, Minggu (1/9/2019).
Diakui Mardi, ia menyesal seumur hidup telah menghialngkan nyawa korbvan.
Mardi pun harus ditetapkan oleh polisi dengan status tersangka pembunuhan sang anak.
Ia kini ditahan di Mapolsek Palangkaraya untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
(TribunWow.com)