Penjelasan Kapolri Soal Panah yang Tewaskan Serda Rikson Anggota TNI Kodam II Sriwijaya di Papua!

Terkait meninggalnya Serda Rikson Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menegaskan bahwa panah tersebut berasal dari penyerang terhadap aparat

Editor:
(Istimewa)
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat mengunjungi Posko Terpadu Cikopo, Jawa Barat, Jumat (31/5/2019) 

TRIBUNJAMBI.COM - Serda Rikson seorang anggota TNI asal Kodam II Sriwijaya tewas terkena panah saat mengamankan unjuk rasa di Papua.

Terkait meninggalnya Serda Rikson Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menegaskan bahwa panah tersebut berasal dari penyerang terhadap petugas yang mengamankan unjuk rasa.

Ditegaskannya pihak TNI-Polri tidak pernah menggunakan panah, termasuk saat menjaga aksi unjuk rasa yang berujung ricuh di wilayah Deiyai, Papua, pada Rabu (28/8/2019).

Baca: Gubernur Jambi Fachrori Umar Ucap Bela Sungkawa Gugurnya TNI Serda Rikson di Papua

Baca: Kisah Mbah Misem Selalu Masak Tiap Lebaran buat Anak-Cucunya, Padahal Semua Sudah Dibantai Saminah

Baca: Nikita Mirzani Sembur Elza Syarief di Acara Hotman Paris, Saran Farhat Abbas Suruh Lapor Polisi

Tito menduga panah yang mengakibatkan seorang warga meninggal berasal dari kelompok penyerang.

"TNI-Polri tidak pernah gunakan panah. Panah ini berasal dari belakang, dari kelompok penyerang sendiri, sehingga kita duga dia meninggal karena terkena panah dari penyerang sendiri," kata Tito di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (29/8/2019).

"Panah itu kan kadang-kadang bisa 100 meter, kadang-kadang kalau kurang tarikannya, kenanya 50 meter, kena kawan," ungkapnya, dikutip TribunSolo.com dari Kompas.com.

Baca: Istri Serda Rikson Edi Chandra Dekap Erat Foto Suami, Prajurit TNI Gugur di Papua

Baca: 3 Hutan Banyuwangi dan Bondowoso yang Dikaitkan Lokasi Dimana Viral Kisah Horor KKN di Desa Penari

Baca: Tri Susanti Korlap Ormas Tuturkan Kronologis Insiden Bendera Jatuh di Asrama Mahasiswa Papua

Tak hanya masyarakat sipil yang terkena panah, aparat keamanan juga menjadi korban.

Bahkan, salah satu anggota TNI bernama Serda Rikson, meninggal akibat dibacok dan terkena anak panah.

Tito menuturkan, Rikson gugur saat menjaga kendaraan yang berisi senjata.

Penyerang merampas senjata di kendaraan yang dijaga Rikson.

"Ada rekan kita satu anggota TNI yang gugur, gugur dia sedang menjaga kendaraan, menjaga senjata yang disimpan dalam kendaraan, kemudian dilukai dan akhirnya dibacok dengan panah, gugur."

"Senjatanya dirampas," tutur Tito.

Baca: Buntut Rasisme Mahasiswa Papua di Surabaya, Polisi Tetapkan 1 Orang Tersangka dan 6 Orang Dicekal!

Baca: Keluarga Serda Rikson TNI yang Gugur Di Papua Berharap Icon Dimakamkan di Jambi

Baca: Kisah Alexander Solonik, Pembunuh Bayaran Paling Ditakuti di Rusia yang Ingin Jadi Superman

Kemudian, sebanyak 2 personel TNI dan 3 anggota Polri ikut terluka akibat terkena anak panah.

Peristiwa itu bermula dari aksi unjuk rasa yang diikuti sekitar 150 orang di halaman Kantor Bupati Deiyai, Papua, Rabu.

Unjuk rasa tersebut memprotes tindakan diskriminatif dan lontaran kalimat rasis terhadap mahasiswa Papua di asramanya di Surabaya, Jawa Timur.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved