Kisah Militer

35 Tahun Kemudian AM Hendropriyono Salut pada Sintong Panjaitan, Dulu Minta Heli Ditolak

Banyak yang tidak mengetahui bagaimana kisah ini apabila Sintong Pandjaitan tak menulisnya.

Editor: Duanto AS
Sintong Pandjaitan. 

Gerombolan ini melihat bivak di pinggir sungai.

Kemudian Then Bu Ked, Komandan Kompi 2 PGRKU, melepaskan tembakan ke arah bivak dan terkena kepala Prada Rukiat yang sedang makan.

Rukiat jatuh seketika dalam keadaan tertungkup di atas misting makanannya.

Sintong sangat kecewa karena anak buahnya kurang memperhatikan perintah pimpinan.

Ia melampiaskan kekecewaan kepada AM Hendropriyono.

"Saya sudah menyampaikan secara detail, bagaimana memilih lokasi untuk mendirikan bivak, tetapi mereka tidak memperhatikan. Sekarang kamu cari sampai ketemu, siapa yang menembak Prada Rukiat," perintah Sintong dengan nada marah.

Pasca penembakan Pratu Rukiat, AM Hendropriyono memimpin perburuan pelaku penembakan.

Dia memimpin satu Tim Parako berkekuatan 16 orang terbang dengan helikopter Sikorsky S 34 Twin Pac AURI, menuju kampung Aruk di daerah penyangga.

Tidak ada kawan

Setibanya di kampung itu, ternyata di sana tidak ada kawan.

Semua penduduk berpihak pada gerombolan.

Penduduk tampak tidak suka dengan orang asing.

Pada waktu itu, penduduk belum memahami soal intelijen, tetapi mereka sudah curiga.

Tampaknya, mereka akan melakukan penyerbuan ke Posko Tim Parako.

Hendropriyono menghubungi Sintong via radio untul meminta angkutan helikopter untuk pengunduran pasukan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved