Debat Gubernur Papua & Ali Ngabalin, Sebut Jokowi Tak Tegas,Tak Ada yang Anggap Kasus Ini Sepele
Gubernur Papua Lukas Enembe mengkritik pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal permasalah di Papua dan Papua Barat beberapa waktu lalu.
TRIBUNJAMBI.COM- Gubernur Papua Lukas Enembe mengkritik pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal permasalah di Papua dan Papua Barat beberapa waktu lalu.
Lukas Enembe meminta presiden dan semua pihak lainnya untuk tidak menganggap sepele permasalah rasisme terhadap warga Papua ini.
Hal itu disampaikan oleh Lukas Enembe di depan Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin.
Sontak saja, hal itu membuat Ali Mochtar Ngabalin yang juga merupakan anak Papua harus menyampaikan dengan tegas kepada Lukas Enembe.
Dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Kompas TV Rabu (21/8/2019), Lukas Enembe juga mengatakan kalau masalah rasisme ini sudah sering terjadi.
"Peristiwa di Jawa Timur ini bukan sekali yang terjadi, sudah banyak sekali terjadi di Jawa Timur, jadi orang Jawa Timur itu selalu rasisme bagi orang Papua, karena sudah terjadi sejak sepakbola Persipura," kata Lukas Enembe dalam acara Sapa Indonesia Malam Selasa (20/8/2019).
Ia pun meminta untuk semua pihak agar tidak lagi bertindak rasis kepada Papua.
"Papua adalah menjaga NKRI dengan keanekaragaman suku, tapi kalau dengan cara diajarkan seperti ini tidak boleh," katanya.
Kemudian, Lukas Enembe juga meminta untuk tidak menyederhakanan masalah yang terjadi di Papua saat ini.
"Tidak bisa sederhanakan masalah Papua tidak boleh mereka sederhanakan, kita kulitnya sudah berbeda, rambutnya sudah berbeda, jangan sederhanakan masalah Papua," kata dia.
Baca: Trending Nomor 2, Simak Lirik Lagu Red Velvet Judul Umpah Umpah Berikut Terjemahan Bahasa Indonesia
Baca: Siapa Pelaku yang Melempar Bom Molotov ke Kantor DPP Partai Golkar, Polisi Beberkan Hal Ini
Untuk itu ia meminta, Presiden dan semua pihak untuk tidak menganggap masalah ini dengan sederhana.
"Jangan sederhanakan masalah Papua, Presiden bicara tidak tegas, Pace Mace itu bahasa kasar bagi Papua, itu bicara di para-para adat, tidak bisa bicara di depan umum meminta maaf seperti itu," keluhnya.
Ia juga mengatakan kalau persoalan rasisme ini tidak bisa hanya diselesaikan dengan permintaan maaf.
"Jadi Ibu Khofifah sudah sampaikan permohonan maaf, tapi tidak sesederhana itu, masalahnya saja kita belum tahu," katanya.