Kisah Militer RI

Bermodalkan Bawang Putih dan Kain Putih,30 Kopassus Pukul Mundur 3000 Pemberontak Kongo

TRIBUNJAMBI.COM - Pasukan elite TNI-AD alias Komando Pasukan Khusus (Kopassus) memiliki kemampuan

Editor: ridwan
tribunnews
Kopassus 

Masih di tahun yang sama, Filipina malah kena giliran menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-3

Itu artinya, para pemimpin-pemimpin negara di Asia Tenggara akan bertemu di Manila.

Namun, keadaan keamanan Filipina yang masih rawan tak menentu membuat para pemimpin ASEAN enggan menghadiri pertemuan tersebut dengan alasan keselamatan

Dilansir dari buku 'Jejak Langkah Pak Harto: 16 Maret 1983 - 11 Maret 1988', Indonesia sebagai salah satu 'tetua' ASEAN kemudian mengambil inisiatif.

Baca: Marak Masalah Dana Desa, Wabup Bungo Imbau Kepala OPD Tak Anti Wartawan

Presiden Soeharto yang kala itu masih memimpin, kemudian memerintahkan Jenderal L.B Moerdani untuk mengamankan jalannya KTT ASEAN ke-3 di Filipina.

TNI bersiap melaksanakan arahan Soeharto, mereka kemudian membentuk Gugus Tugas pengamanan KTT ASEAN dengan melibatkan semua matra laut, udara dan darat.

Maka, bertolaklah gugus tugas TNI ke Filipina, dari TNI AL dikerahkan fregat KRI Zakarias Yohannes-332 dan KRI Sorong-911.

Marinir juga tak mau ketinggalan, dua batalyon disiagakan di Teluk Manila dan siap siaga melancarkan operasi pendaratan amfibi memasuki Manila jika diperintahkan.

Baca: Ini 10 Penyakit Paling Banyak Serang Warga Bungo, 20 Ribu Orang Terserang ISPA

Dari TNI AU disiagakan jet tempur A-4 Skyhawk bermuatan bom Mk.82 untuk berjaga-jaga membom para pengacau jika menganggu jalannya KTT.

TNI AU mempersiapkan pula ambulans udara dadakan dalam pesawat angkut C-130 Hercules untuk pertolongan medis sewaktu-waktu.

Dari TNI AD, satu tim dari Kopassus tiba di Filipina dua pekan sebelum KTT berlangsung

Tim Kopassus itu awalnya bertugas melatih para pengawal presiden (Paspampres) Filipina.

Baca: Jembatan Sungai Batang Merao Runtuh, Warga Lubang Kerinci Kaget Dengar Suara Keras Habis Magrib

Setelah menjalani pelatihan singkat, performa dan kemampuan para pengawal presiden Filipina dinilai kurang mumpuni.

Mau tak mau tim Kopassus malah diterjunkan langsung untuk memberikan pengawalan ketat kepada presiden Filipina, Corazon Aquino.

Akhirnya, tim Kopassus ini menyamar menjadi Paspampres Filipina dengan mengenakan pakaian tradisional Barong Tagalog.

Baca: Dua Pelaku Pembakaran Lahan di Tanjab Timur Ditangkap, Warga Sadu Terancam 10 Tahun Penjara

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved