Wanita Ini Terdampar 18 Tahun di Pulau Tak Berpenghuni, Bangun Gubuk dari Tulang Ikan Paus

TRIBUNJAMBI.COM - Mungkin satu-satunya orang yang memiliki sejarah cukup aneh di dunia, adalah seorang

Editor: ridwan
REUTERS via BBC INDONESIA
Ilustrasi - Tiga pelaut yang ditemukan tiga hari terdampar di pulau terpencil tak berpenghuni di Kepulauan Pasifik. 

Baca Juga : Fakta Memilukan di Balik Industri Fesyen Terkenal, Ternyata Dihasilkan Buruh Berpenghasilan Terendah di Dunia

Baca: Live Streaming Dihadapan Seluruh Rakyat, Raja Vajiralangkorn Lantik Mantan Pacarnya Jadi Selir Resmi

Baca: Kunjungan Presiden Jokowi ke PLN, Dirut: Pemadaman Bergilir Masih Terjadi Hingga Senin Sore

Kisah lain menjelaskan bahwa Juana melompat dari kapal, karena percaya adiknya masuk di pulau itu. Namun kapal dengan segera meninggalkan San Nicolas karena badai.

Setelah terdampar di pulau tak berpenghuni sendirian, seorang kapten kapal Peores Nada bernama George Nidever menemukan Juana tahun 1853.

Kemudian dia menulisnya di dalam bukunya Kehidupan dan Petualangan George Nidever,  Nidever menggambarkan Juana saat ditemukan sebagai "wanita tua" yang sibuk membuang kotoran ikan paus.

Alih-alih melarikan diri saat ditemukan, Juana justru tersenyum dan membungkuk, kemudian berbicara pada mereka dengan bahasa yang tidak bisa dipahami.

Baca: Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia vs Filipina di Piala AFF U-18 2019 Live Streaming SCTV

Baca Juga : Obat Biduran di Apotek Ini Bisa Anda Beli Jika yang Alami Tak Mempan

Baca: 5 Gempa Megathrust yang Sebabkan Tsunami Dahsyat, Termasuk Gempa Aceh Desember 2004

"Dia berusia sekitar 50 tahun, wajahnya menyenangkan dia terus tersenyum, pakaiannya terdiri dari satu pakaian kulit," tulis catatan Nidever.

Sulit untuk menjelaskan dampak total dari isolasi terhadap jiwa Juana Maria, namun banyak disebutkan dia berburu anjing laut dan bebek, hingga membuat rumah sendiri.

Saat penyelamat tiba tahun 1853, dia ditemukan telah membangun gubuk dari tulang ikan paus yang dan mungkin juga tinggal di gua disekitaran lokasi itu.

Dia jelas tidak bisa berkomunikasi dengan siapa pun, dan tidak bisa dipahami, karena itu dia tidak bisa memberitahukan kisahnya yang mengerikan. Sampai saat itu pada ilmuwan tidak  mengetahui bahasa apa yang digunakan oleh Juana Maria.

Baca Juga : Tak Sengaja Pecahkan Vas, Wanita Ini Temukan Uang Berhamburan, Ternyata dari Sinilah Asalnya

Baca: Kunjungan Presiden Jokowi ke PLN, Dirut: Pemadaman Bergilir Masih Terjadi Hingga Senin Sore

Baca: Siapa Sebenarnya Sripeni Inten Cahyani? Jokowi Marah dan Langsung Pergi dari Kantor PLN

 

Dengan ditemukannya Juana, hal itu juga memperkuat fakta bahwa Juana Maria adalah anggota suku terakhir yang ditemukan masih hidup.

Namun, setelah ditemukan dan melakukan kontak dengan manusia lagi tahun 1853, dia hanya bisa menikmati 7 minggu waktu yang cukup singkat.

Selama hidup terisolasi, kekebalan tubuhnya cukup rentan, dia mengidap disentri dan meninggal secara tragis pada 19 Oktober 1853.

Pada dasarnya dia tidak pernah meninggalkan petunjuk apapun kecuali misteri di belakangnya. Uniknya tidak ada yang tahu nama aslinya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved